Kekuatan “Alignment”

Namun, bila memahami rantai nilai perusahaan dan memiliki pola pikir bahwa hasil dari pekerjaan mereka akan memengaruhi pekerjaan orang lain dan pada akhirnya berpengaruh terhadap target perusahaan, tentunya mereka akan bekerja dengan langkah yang selaras satu sama lain.

Kedua, struktur organisasi yang dibuat juga harus mendukung keselarasan. Divisi, departemen, dan tim dalam seluruh organisasi perlu diatur agar bisa berkomunikasi dan berkoordinasi secara vertikal dan horizontal dengan lancar dan saling memberi pengaruh positif satu sama lain. Tidak ada divisi yang diistimewakan karena setiap bagian merupakan bagian penting dari organisasi.

Ketiga, keseimbangan antara strategi dan operasi perusahaan perlu dikontrol dengan baik sehingga hasil dapat diprediksi dengan lebih jelas. Karyawan, manajer, direktur, dan eksekutif lainnya perlu terus menjalin komunikasi mengenai setiap perubahan, tantangan, dan keberhasilan. Tentunya alignment ini perlu menyeimbangkan rapat yang terjadi agar tidak terlalu sedikit atau juga terlalu banyak.

Dengan pandangan yang jelas mengenai operasi perusahaan, setiap orang merasa bahwa ia memiliki kendali atas keberhasilannya dan memiliki akuntabilitas untuk saling mengingatkan satu sama lain. Memang manajemen akan paling banyak terlibat dalam pengambilan keputusan, tetapi eksekusi sebenarnya dijalankan oleh tingkat-tingkat di bawahnya.

Di sinilah pentingnya akuntabilitas dimiliki oleh setiap orang terhadap tugas, keputusan, dan hasil kelompok. Oleh karena itu, setiap orang harus merasa dirinya sebagai bagian dari kelompok karena setiap pekerjaan pasti memiliki kontribusi pada kelompok.

Kelompok yang kohesif akan lebih mudah berkoordinasi mendiskusikan kendala, perubahan, maupun strategi baru karena seluruh pihak secara terbuka dapat mengkomunikasikan sisi pandang mereka terkait isu yang sedang dibahas sehingga keputusan akhir yang diambil pasti sudah mempertimbangkan berbagai sisi yang ada.

Keempat, jaringan komunikasi itu penting. Setiap pemimpin di organisasi perlu memeriksa apakah anggota tim tidak hanya berkomunikasi dengan teman kerja di dalam timnya, tetapi juga dengan tim lain. Para stakeholder pun perlu melakukan pemantauan bagaimana proses komunikasi satu sama lain.

Tidak pernah boleh ada “silo” atau “bottleneck”. Upaya untuk memelihara suasana ini memang tidak mudah. Setiap individu perlu memperhatikan cara apa yang paling nyaman untuk berkomunikasi dua arah. Pilihan model komunikasi ini hendaknya disepakati untuk memperlancar kerja sama.

Kelima, upaya penyelarasan ini perlu dilakukan setiap hari. Alignment tidak bisa dibangun dengan 3–4 hari pelatihan. Perlu upaya berkesinambungan dan refleksi diri untuk memahami aturan main kelompok dan berurusan dengan para stakeholder. Visi dan misi, pemahaman nilai-nilai, serta budaya perusahaan hanya dapat diimplementasikan dengan baik bila semua karyawan bergandengan tangan untuk mencapai sasaran. 

EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM

Diterbitkan di Harian Kompas Karier 24 September 2022

BINUS University Naik 20 Peringkat se-Asia dalam Pemeringkatan QS World University Rankings Asia

Jakarta, 6 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan...

Mengapa Startup Perlu Mendirikan PT di Awal Perjalanan Bisnis?

Di era ekonomi digital yang terus berkembang, semakin banyak startup muncul dengan ide-ide inovatif...

Marianna Resort & Convention Tuktuk Samosir Gelar Perayaan Diwali Pertama di Samosir

Pulau Samosir, terletak di tengah Danau Toba, adalah salah satu destinasi wisata terpopuler di...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here