Keterampilan Digital Pemimpin

Apakah manusianya dapat menggunakan alat baru yang canggih itu, apakah setiap individu dalam organisasi juga memiliki obsesi yang sama dengan pimpinannya. CEO Oracle Safra Catz mengatakan, “The hard thing about these transformations isn’t the technology. It’s the sociology.”

Seorang pemimpin perlu mencari akal agar transformasi digital ini tidak membuat hidup tim nya semakin susah, tetapi justru membuat mereka berapi-api mendukungnya.

Pertama, kita perlu menggunakan teknologi tercanggih untuk membuat transformasi teknologi tidak terasa sulit. Banyak karyawan yang mengalami kesulitan untuk memperoleh data ketika bekerja dari rumah. Hal ini membuat karyawan stres dan merasa dipersulit oleh teknologi yang ada.

Untuk itu, kita perlu menyediakan aplikasi yang dapat mempermudah sekaligus menjaga keamanan penarikan data dari luar gedung kantor. Dengan demikian, para karyawan menikmati transformasi teknologi karena merasa terbantu dalam melaksanakan pekerjaannya.

Kedua, pemimpin harus mampu menyentuh keseharian setiap karyawan. Musuh dari transformasi ini adalah inertia alias keengganan ekstrem untuk bertahan pada kebiasaan lama. Para baby boomers yang masih berpola pikir analog perlu mendapatkan dorongan untuk memasuki dunia digital.

Bekerja secara remote juga bisa jadi menggoyang budaya yang ada. Budaya sebuah perusahaan dapat luntur karena hubungan digital. Bayangkan newcomers yang tidak berkesempatan merasakan suasana kantor seperti makan siang bersama ataupun beramai-ramai lembur mengejar deadline. Hubungan informal yang tidak ada ini harus menjadi perhatian dan dikendalikan seorang pemimpin.

DBS Singapura berusaha memastikan agar norma-norma perusahaan tetap tersosialisasikan dengan baik di kantor hibrida ini antara lain dengan membuat pertemuan yang lebih sering antara para pendatang baru dan pimpinan perusahaan.

Ada juga perusahaan yang berusaha memperhatikan kondisi mental setiap peserta rapatnya. Sebelum rapat dimulai, setiap orang perlu melakukan check in dan menginformasikan dalam rentang 1-10 berapa kadar antusiasmenya pada hari itu.

Mereka yang memasang angka kurang dari 10 diminta untuk sharing sebelum rapat dimulai, untuk kemudian secara bersama-sama semua peserta rapat memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar antusiasmenya. Cara sederhana ini mengembangkan sentimen positif yang beredar di seluruh organisasi.

Ketiga, pemimpin perlu mendorong agar perubahan perilaku benar-benar terjadi. Kebiasaan mempertanyakan validitas data, menyembunyikan bad news, atau bahkan dengan sengaja memberi angka yang baik-baik saja terhadap kinerja buruk harus diubah.

HUT Café: Destinasi Kuliner Baru yang Wajib Dikunjungi di Seminyak

HUT Café hadir sebagai destinasi terbaru bagi para pencinta kuliner di Seminyak, Bali. Terletak...

Dari Hobi Jadi Profesi 

Kisah Sukses Bella Salim Raih Peluang dan Ubah Nasib Keluarga Melalui Shopee Live Kemajuan teknologi...

Sunken Treasure

Art Music Festival oleh PHM Hotels adalah acara tahunan yang bertujuan merayakan kekayaan seni dan musik...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here