Kilas Balik Pasar Properti 2022 dan Proyeksi 2023 Hadapi Isu Ekonomi 

Saat ini, dunia sedang digemparkan dengan isu tekanan ekonomi global dan sedang menghadapi masalah pasokan dan liquidity shock. Ditambah perang Rusia dan Ukraina diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Sejak perang tersebut dimulai, harga energi pun jadi melonjak dimana perbedaan harga batu bara atau gas dengan harga minyak menguntungkan Indonesia. Namun, harga non-energi merosot seiring dengan kekhawatiran potensi resesi global. 

Menurut David Sumual, Chief Economist dari Bank Central Asia, Indonesia diuntungkan oleh krisis energi dan geopolitik yang sedang terjadi di dunia karena Indonesia masuk dalam tiga kategori pemenang relatif, yaitu: menjadi eksportir energi konvensional seperti batu bara, minyak dan gas; eksportir logam yang dipakai dalam transisi energi (litium, nikel, tembaga, kobalt); dan negara yang dapat mengganti peranan China sebagai pusat oursourcing manufaktur.

Nilai mata uang Rupiah pun dinilai masih cukup kuat dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain karena ditopang oleh cadangan devisa yang memadai, surplus baik di transaksi berjalan maupun neraca pembayaran. 

Pada saat ini, berbagai sektor di Indonesia telah menunjukan adanya perbaikan atas dampak pandemi yang berawal dari tahun 2020, termasuk sektor properti. Dari perkantoran CBD Jakarta terlihat adanya peningkatan permintaan ruang kantor, sedangkan untuk ritel, terlihat kembalinya lalu lintas pengunjung ritel wilayah Jabodetabek sepanjang tahun 2022.

Namun dengan berbagai isu yang beredar mengenai tekanan ekonomi global pada tahun 2023, pertanyaan dan kekhawatiran pun turut dirasakan memasuki tahun 2023. 

Sebagai salah satu perusahaan jasa real estate terkemuka dunia yang melayani dengan dedikasi dan inovasi di bidang properti, Cushman & Wakefield mengulas kondisi pasar properti di tahun 2022 dan meneropong proyeksi tahun 2023 dalam konferensi pers virtual pada Senin, 19 Desember 2022 dengan menghadirkan Arief Rahardjo, Director of Strategic Consulting dari Cushman & Wakefield dan David Sumual, Kepala Ekonom dari Bank Central Asia. 

Perkantoran CBD 2023 

Pasokan 

Sekitar 136.000 m2 ruang kantor baru dari dua proyek diperkirakan akan memasuki pasar CBD Jakarta pada tahun 2023. Kedua proyek tersebut, Mori Tower dan Luminary Tower, diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama tahun 2023. Saat ini, keduanya memiliki tingkat pra-komitmen gabungan di bawah 50%. Setelah tahun 2023, pasokan semakin tidak pasti dengan beberapa proyek yang siap jalan, belum memulai konstruksi. 

Permintaan 

Permintaan membaik dengan kuat pada tahun 2022, didorong oleh konsolidasi perusahaan dan peningkatan kualitas. Penyerapan bersih ruang kantor di pasar CBD Jakarta secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai 100.000 m2 pada tahun 2022.

Port Academy Cetak Tenaga Kerja Profesional di Sektor Bongkar Muat

Port Academy, sebagai lembaga pelatihan terkemuka di Indonesia, telah berhasil mencetak ratusan tenaga kerja...

Perkuat Kerja Sama Maritim: Kunjungan INS Mysore ke Indonesia

Dalam rangka mempererat persahabatan dan kerja sama maritim, Laksamana Dinesh K. Tripathi, Kepala Staf...

Pabrik Trafo Bambang Djaja: Mengapa Menjadi Pilihan Utama di Industri?

Pabrik Trafo Bambang Djaja adalah pemimpin dalam industri trafo di Indonesia, dikenal karena kualitas...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Previous article
Next article