Resep – A Coffee Story, sebuah hyperlocal platform berbasis web yang menjadi hub bagi kelompok tani kopi untuk berkolaborasi dan mendapatkan informasi perkembangan, teknologi, pasar, pendampingan UMKM/ bisnis lokal untuk go digital. Sebuah rintisan untuk menjawab berbagai tantangan tani kopi di masa depan. Prospeknya?
Kopi Indonesia mendunia. Boleh jadi inilah doa sekaligus harapan tiga serangkai founder Resep – A Coffee Story yang terdiri dari Cepi Husada, Burhan Abe, dan Antovany Reza serta 230 petani anggota Kelompok Tani Kopi Bukit Cimanong (KTKBC) desa Lebak Muncang Ciwidey Kabupaten Bandung.
Doa dan harapan itu muncul dari kesan yang muncul saat melihat puluhan sepeda motor modifikasi khusus berbaris panjang. Bukan mau beli bensin atau mau balap, antrean itu ternyata rombongan petani kopi yang mau setor hasil panen cherry ke KTKBC.
Kalau sudah musim panen begini, Ketua KTKBC dan tim kecilnya harus siap begadang sampai pagi, mengingat cherry dari petani ini harus segera direndam dan diproses maksimal dalam tempo 8 jam dari saat pertama kali dipetik. Sehari bisa 20-30 ton cherry yang datang dan tidak pernah bisa ditolak.
Berapa pun banyaknya yang dibawa petani, KTKBC pasti diterima dan dipastikan petani pulang dengan mengantongi uang tunai. Mengapa harus diterima?
Karena kalau ditolak, cherry yang dibawa berkarung-karung, akan jatuh ke tangan tengkulak dan harganya pasti jauh lebih murah. Yang dirugikan jelas para petani.
Berangkat dari kegelisahan itulah, Resep – A Coffee Story lahir untuk mengelola mendukung kelompok tani kopi ini sebaik mungkin. Memproses cherry sampai menjadi green bean tepat waktu dan memasarkannya, agar ada kelangsungan produksi dan distribusi.
Resep – A Coffee Story, adalah sebuah hyperlocal platform berbasis web yang menjadi hub bagi kelompok tani untuk berkolaborasi dan mendapatkan informasi perkembangan teknologi, pasar, pendampingan UMKM/bisnis lokal untuk go digital.