“Perusahaan berdampak seperti Sugata memiliki solusi yang inovatif untuk menghadapi tantangan global. Selain pendanaan hibah, kami juga memanfaatkan kolaborasi lintas sektor untuk membantu perusahaan ini memperluas dampaknya. Kami menantikan perkembangan mereka dalam beberapa bulan mendatang.”
Mirza, Sustainable Sourcing Lead Sumatera PT Kudeungoe Sugata, menambahkan, “Dengan menginvestasikan sumber daya pada petani kecil kami, terutama perempuan dan pemuda, kami tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif tetapi juga membentuk masa depan di mana praktik berkelanjutan menjadi fondasi industri.”
“Inovasi ini merupakan Langkah inovatif dalam industri kakao yang kami yakin dapat menciptakan manfaat jangka panjang bagi komunitas.”
Beroperasi di seluruh Indonesia dengan penyedia pasokan terkonsentrasi di Sumatera dan Sulawesi serta melibatkan sekitar 2.400 produsen dalam rantai pasoknya, Sugata bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal dengan menyediakan sumber daya, pelatihan, dan akses pasar.
Proyek ini akan memberikan manfaat langsung kepada sekitar 500 rumah tangga petani, dengan tambahan 1.000 anggota keluarga yang memperoleh manfaat secara tidak langsung melalui peningkatan aktivitas ekonomi. Inisiatif ini mengedepankan partisipasi perempuan dalam bisnis sebesar 50%, menunjukkan komitmen kuat terhadap kesetaraan gender dan inklusi sosial, terutama di negara-negara berkembang.
Hal ini sangat signifikan mengingat perempuan mencakup rata-rata 43% dari tenaga kerja di sektor pertanian berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization of the United Nations (UN Women, 2023). Dengan fondasi tersebut, inisiatif ini bertujuan untuk semakin meningkatkan partisipasi Perempuan dalam pertanian, memberdayakan mereka sebagai contributor utama dalam Pembangunan berkelanjutan.
Pendanaan ini akan mendukung berbagai inisiatif utama dalam rencana aksi komprehensif selama 18 bulan yang bertujuan untuk mendorong penggunaan sistem produksi regeneratif dan mengembangkan plot demo agroforestri, serta memastikan keterlibatan yang lebih inklusif dari perempuan dan pemuda dalam produksi kakao fermentasi.
Inisiatif ini mencakup pelatihan bagi produsen tentang pertanian regeneratif dan agroforestri, termasuk pengembangan plot demo agroforestri untuk mendukung transisi mereka ke praktik rendah karbon.
Selain itu, akan dibentuk sistem pemantauan emisi gas rumah kaca (GRK) yang memungkinkan produsen berpartisipasi dalam pasar karbon di masa depan, menciptakan sumber pendapatan baru sambil menghadapi tantangan perubahan iklim.
Proyek ini juga akan mengeksplorasi potensi daur ulang nutrisi dari limbah kakao untuk digunakan pada lahan pertanian atau sebagai sumber pendapatan tambahan melalui pasar lokal. Kegiatan ini bertujuan mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, mendorong pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, dan memberikan tambahan penghasilan bagi petani.