Tentang Pameran
Pameran dimulai dengan tiga dongeng rakyat Irlandia yang terkenal, yang, seperti banyak dongeng rakyat Indonesia, mencakup hewan dalam ceritanya, diikuti oleh tiga karakter legendaris terkenal dan penting dalam budaya Irlandia.
The Children of Lir atau Anak-Anak Lir dalam Bahasa Indonesia bercerita tentang hubungan keluarga dan cinta. Dalam legenda Irlandia, Raja Lir dan anak-anaknya mengalami kisah cinta, pengkhianatan, dan pengampunan. Lir, seorang raja terhormat, memiliki empat anak dengan istri tercintanya, Aoibh. Saat Aoibh meninggal, Lir merawat anak-anaknya sendirian.
Lir menikahi saudari Aoibh, Aoife, yang ternyata punya rasa cemburu terhadap anak-anaknya. Aoife mengubah anak-anak Lir menjadi angsa putih. Terkutuk selama sembilan abad, anak-anak itu tetap menyuarakan kisah sedih mereka.
Setelah mendengar keluhan anak-anaknya, Lir mengusir Aoife. Anak-anak mengalami berbagai cobaan, hingga mendengar lonceng gereja dan kembali menjadi manusia. Di akhir hayat mereka, mereka menemukan ketenangan. Kisah ini mengilhami ketabahan, cinta, dan pengampunan, menjadi bukti keajaiban hati manusia.
Fionn dan Ikan Salmon Bijak berkisah tentang misteri besar yang dipendam oleh Sungai Boyne: Salmon of Knowledge. Dipercaya siapa pun yang menangkap dan memakannya akan mendapatkan kebijaksanaan tak tertandingi. Setelah tujuh tahun mencoba, penyair Finnegas berhasil menangkapnya.
Saat memasaknya, Fionn, muridnya, tanpa sengaja mencicipinya. Finnegas menyadari perubahan Fionn melalui matanya. Sejak itu Fionn selalu memasukan ibu jarinya ke dalam mulut untuk mendapatkan kebijaksanaan.
Dengan kebijaksanaan tersebut, Fionn menjadi pemimpin yang dihormati di Fianna, Irlandia. Legenda tentang salmon dan pencerahan Fionn mencerminkan kekuatan kebijaksanaan dan penemuan diri dalam mitologi Irlandia.
Pahlawan Cú Chulainn yang dulunya bernama Setanta, menjadi simbol keberanian. Kisahnya dimulai di perjamuan Culann, di mana ia mendapat julukan “Prajurit Sang Culann” setelah mengalahkan anjing penjaga dengan menggunakan hurley dan sliotar (bola). Di tengah invasi Ratu Maeve, ia membela Ulster seorang diri.
Meskipun terkena kutukan para pejuang Ulster, ia tetap teguh, mencerminkan kepahlawanan. Kisah ini diabadikan dalam puisi Irlandia, Táin Bó Cuailgne, “Cattle Raid di Cooley”. Setelah itu takdir berbicara, dan ia bertemu dengan musuh yang ingin membalas dendam. Dalam keadaan terluka parah ia merangkak dan mengikatkan diri di sebuah batu di terdekat, pergi dalam keadaan berdiri dengan pedang di tangannya, simbolisasi atas kehormatan dan ketangguhan.