Indahnya graceful exit
Dalam mengonsumsi buah, kita perlu jeli melihat kapan saat yang tepat. Terlalu cepat, rasa buah tentunya masih masam. Sementara kalau terlalu matang apalagi sampai busuk, buah sudah tidak lagi bisa dikonsumsi.
Demikian halnya dengan perjalanan karier kita. Pada saat kita merasa bahwa benih-benih kreativitas mulai mengering dan ide solusi mulai itu-itu saja, kita perlu memberi “lampu merah” kepada diri sendiri bahwa mungkin sudah waktunya untuk menyerahkan tongkat estafet sebelum kita sendiri jatuh terpuruk karena kelelahan.
Kita menyaksikan beberapa atlet yang begitu mencapai puncak prestasinya langsung mengumumkan pengunduran diri dengan beragam alasan. Ada yang merasakan kelelahan sehingga tidak dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi lagi. Ada juga yang mulai menemukan antusiasme dalam bidang baru yang berbeda.
Dengan perhitungan waktu yang matang, seorang pemimpin dapat meninggalkan nama harum setelah kepergiannya. Hasil karyanya menjadi legacy yang akan diingat publik sepanjang masa bahkan tercatat dalam sejarah.
Bagi organisasi, pergantian pemimpin merupakan kesempatan baru untuk mendapatkan ide-ide segar yang dapat menawarkan perspektif baru.
Berlandaskan kesuksesan yang sudah dibangun oleh pemimpin lama, pemimpin baru dapat melakukan eksplorasi pada area yang selama ini belum tersentuh, mencari celah kesempatan, memperbaiki inefisiensi, dan membuat target yang lebih ambisius.
Bagi pemimpin sendiri, memasuki masa pensiun perlu dilihat sebagai sebuah peluang untuk menyambut kesempatan baru melakukan hal-hal yang selama ini diidam-idamkan, tetapi tersisihkan karena fokus tanggung jawab pada organisasi.
Kita bisa mempelajari olahraga baru, melakukan hobi yang terlupakan, menikmati eksplorasi tempat-tempat baru, ataupun memasuki dunia filantropi yang lebih menenteramkan hati.
Transformasi kepemimpinan = hasil proses budidaya
Banyak pemimpin mempertahankan posisinya karena merasa tidak ada suksesor yang sudah siap menggantikannya. Sebelum hal ini terjadi, baiknya pemimpin mengevaluasi langkah-langkah persiapan yang dilakukannya saat ini karena mencetak pemimpin baru merupakan bagian dari tugas tanggung jawabnya sebagai pemimpin.
Bagaimana cara kita selama ini mengasah dan menggembleng para talenta agar siap untuk bersinar? Apakah mereka diberi kesempatan untuk mengalami peran memimpin di berbagai fungsi dalam organisasi?