Selain itu, Vietnam menjadi fokus produsen karena sentralitas regionalnya, integrasi pasar yang menarik, dan biaya produksi yang menguntungkan – dengan Samsung, Apple, Nintendo, LG, Panasonic, dan Intel, semuanya berlokasi di negara tersebut. Vietnam juga meningkatkan nilai produksinya, memposisikan dirinya menjadi sangat menarik bagi teknologi menengah di sektor elektronik.
“Meskipun permintaan dari sektor manufaktur relatif lemah, kami melihat ada 2 permintaan utama untuk properti industri dari sektor logistik dan Data Center. Pengembang dan investor Data Center sebagian besar mencari kawasan industri, karena infrastruktur pendukung yang lebih andal, sedangkan sektor logistik mencari kawasan industri untuk hub distribusi maupun kawasan non industri untuk pengiriman titik terakhir,“ sementara kata Wira Agus, Director, Industrial and Land Sales, Cushman & Wakefield Indonesia, untuk kondisi pasar di Indonesia.
Peringkat Indeks Risiko Manufaktur 2021 – Poin utama
Indeks Risiko Manufaktur Global (MRI) tahunan Cushman & Wakefield memberikan peringkat kepada setiap negara berdasarkan 20 variabel yang kemudian mengerucut menjadi tiga faktor utama penilaian akhir yang mencakup kondisi, biaya, dan risiko. Data yang mendukung MRI berasal dari berbagai sumber terpercaya, termasuk Bank Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Forum Ekonomi Dunia, dan Moody’s Analytics.
Berdasarkan Analisa tersebut, China menempati posisi nomor satu di keempat kategori peringkat, memperkuat posisi terdepannya sebagai pusat manufaktur paling menarik secara global.
- Peringkat Bounce Back: China dan Singapura masing-masing menempati peringkat pertama dan keenam pada peringkat The Bounce Back, yang mengukur kemampuan suatu negara untuk memulai kembali sektor manufakturnya. Karena kondisi bisnis terus membaik dan vaksinasi yang sedang berlangsung, perkiraan pertumbuhan ekonomi umumnya direvisi meningkat.
- Skenario Dasar: China mempertahankan posisi teratas pada peringkat skenario dasar karena terus mendiversifikasi basis manufakturnya, meningkatkan mutu rantai nilai untuk fokus pada telekomunikasi, teknologi tinggi (40% robot yang diproduksi secara global dibuat di China), dan komputer. Wilayah manufaktur utama di China termasuk Guangdong dan Jiangsu, yang berfokus pada komponen elektronik dan otomotif, sementara Zhejiang dan Liaoning berfokus pada bahan kimia dan sumber daya alam.
- Skenario Biaya: Sementara China juga mempertahankan posisi terdepan dalam skenario ini, Vietnam dan India diambil alih oleh Indonesia yang naik ke peringkat kedua dari posisi kelima, paling tidak sebagian karena penurunan sewa di Jakarta yang terlihat selama setahun terakhir. India juga bertukar tempat dengan Vietnam untuk masing-masing menempati peringkat ketiga dan keempat. Sementara biaya upah di Vietnam tetap lebih murah daripada China, Vietnam menghadapi persaingan yang meningkat dari lokasi berbiaya lebih rendah dan perlu menunjukkan kekuatannya di bidang lain dari proses manufaktur, seperti konektivitas geografisnya. Seperti Indonesia, profil biaya Thailand meningkat tahun ini, membantunya naik ke peringkat kelima dan mengungguli Malaysia, yang terus mengalami kenaikan upah.
- Skenario Risiko: Lockdown dini dan efektifitas mengendalikan gelombang pertama pandemi membantu sektor manufaktur China untuk rebound setelah Q1 2020. Kinerja yang kuat dari sektor manufakturnya selama sisa tahun 2020 juga berkontribusi pada peringkat pertama yang “lebih baik dari perkiraan” pada skenario risiko. AS dan Kanada didorong kembali ke tempat kedua dan ketiga sementara China naik dari posisi kelima tahun lalu.