Makan Sehat, Tak Hanya Soal Hitung Kalori

Alami: tak meracuni diri dalam jangka panjang

Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam aspek ‘Alami’. Pertama, apakah bahan makanannya diproduksi secara alami. Misalnya, petani tidak menggunakan pestisida dan pupuk dari bahan kimia.

“Terdapat beberapa sertifikasi yang menunjukkan bahwa suatu bahan pangan diproduksi secara alami, misalnya organik, free range, dan grass fed,” kata Jaqualine. 

Kedua, apakah menggunakan bahan alami saat proses pengolahan makanan. Seandainya memasak sendiri, kita akan tahu apa saja yang kita masukkan ke dalam masakan.

“Masalahnya, kita tidak tahu bahan apa yang digunakan dalam makanan yang kita beli di sebuah tempat makan dan dalam makanan kemasan. Biasanya, makanan kemasan sudah mengandung banyak bahan tambahan pangan sintetis, termasuk pewarna, perasa, dan pengawet.”

Dion mencontohkan sosis, yang disebutnya tidak alami lagi, karena mengandung banyak bahan tambahan pangan dan terbilang tinggi garam. Komponen dagingnya justru sedikit.

“Mudahnya, prinsip ‘Alami’ ini lebih mengarah pada real food. Misalnya, mengonsumsi ayam yang kita olah sendiri, sehingga bentuk aslinya pun masih terlihat. Kalaupun ingin dijadikan berbagai olahan, kita bisa membuatnya sendiri tanpa menambahkan bahan pangan sintetis.”

Jaqualine menambahkan, jika bahan pangan tambahan tersebut dalam pengawasan BPOM, sebenarnya masih aman.  Tapi, jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dampaknya akan kurang baik bagi kesehatan kita. 

Beragam: tak terpaku pada nasi

Tahukah Anda, bahwa di Indonesia terdapat 77 sumber karbohidrat dan 389 buah lokal? Banyak, ya! Artinya, selain nasi, kita punya 76 pilihan lain untuk dijadikan sumber energi. 

Menurut Jaqualine, kita bisa menciptakan demand atas satu komoditas yang jarang dikonsumsi. Jika biasanya menyantap nasi, kita bisa mengganti dengan ubi dua atau tiga kali seminggu, dan dilakukan secara konsisten.

“Nanti trend-nya akan terlihat bahwa orang cenderung mencari sumber karbohidrat atau jenis sayuran lain. Dengan begitu, supply akan mengikuti. Petani akan menanam bahan pangan yang bervariasi. Kalau tidak ada demand, petani tidak mau menanam suatu bahan pangan, karena berisiko tidak laku,” kata Jaqualine, yang mendorong agroforestry.  

Pasar Malam Meriah di Java Lotus Hotel, Sambut Libur Panjang Akhir Tahun

Menyambut momen pergantian tahun yang dinanti banyak orang, Java Lotus Hotel menggelar acara spesial...

Christmas Tree Lighting at Artotel Gelora Senayan Jakarta

Memasuki Desember tahun ini, Artotel Gelora Senayan Jakarta hadir dengan perayaan perdana Penyalaan Pohon...

Bazar Terbesar dan Pertama Bocorocco di Mall@Alam Sutera

Menyambut akhir tahun, brand sepatu Bocorocco menggelar bazar terbesarnya di Mall@Alam Sutera yang berlangsung...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here