Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Dari webinar yang dilaksanakan EXPERD beberapa waktu lalu, kita dapat melihat adanya kesamaan yang kuat dari ketiga pembicara, Prof Dr Komaruddin Hidayat, Dr Ryne Sherman, dan Dr Yoga Affandi.
Prof Komar dengan santainya mengatakan, semenjak ada media sosial, beliau menikmati pembelajaran dengan bebas. Beliau bisa mendapatkan pembelajaran tidak terbatas dengan mendengarkan semua penulis hebat kelas dunia bercerita tentang isi buku mereka.
Ryne menggambarkan dengan curiosity yang dimilikinya, ia bisa terus mengeksplorasi penelitian-penelitian yang dilakukan di berbagai belahan dunia. Pak Yoga juga salah satu contoh pembelajar sejati. Setelah lulus dari ITB sebagai insinyur teknik industri, ia terus menimba ilmu sampai meraih PhD-nya dalam bidang ilmu ekonomi.
Sebagai Direktur Eksekutif Bank Indonesia Institute saat ini, ia sangat fasih berbicara mengenai pembelajaran, baik secara prinsip, program, ekosistem, maupun pada pengembangan budayanya.
Dari sini, kita pun bertanya pada diri sendiri, bagaimana kita dapat menciptakan kebiasaan belajar pada SDM di organisasi kita sampai mereka menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-harinya, seperti ketiga tokoh ini?
Kita menyadari bahwa semangat pembelajaran sudah digaung-gaungkan di setiap organisasi. Ada masanya ketika ijazah dan gelar seperti bahan bakar untuk mendaki tangga karier lebih cepat sehingga individu pun berlomba-lomba untuk menambah gelar baru yang menempel di belakang namanya.
Namun, dengan perubahan yang terjadi semakin cepat saat ini, kita menyadari bahwa sikap pembelajar ini menjadi salah satu kompetensi yang sangat penting dalam menghadapi masa depan yang serba tidak jelas. Pada 2027, sebagian besar keterampilan yang kita miliki saat ini akan menjadi obsolete bila tidak dilakukan upskilling dan reskilling.
Untuk itu, individu yang memiliki growth mindset, yang senantiasa belajar dengan intensif menginikan pengetahuan, perkembangan bisnis dan teknologi agar dapat tetap adaptif dan kompetitif pada masa mendatang.
Bentuk sikap belajar yang tepat
Sikap belajar tidak ada hubungannya dengan lembaga pelatihan atau pendidikan. Sikap belajar seyogianya berasal dari diri sendiri, dilakukan atas inisiatif sendiri, sukarela dengan penuh rasa ingin tahu.
Heutagogy yang merupakan perpanjangan dari andragogy metode belajar orang dewasa, menekankan proses aktif dan proaktif peserta didik sebagai agen utama dalam pembelajaran mereka sendiri. Pembelajarlah yang menentukan apa yang mau dipelajari dan bagaimana hal itu akan dipelajari.