Dalam kesibukan para praktisi SDM mengurus beragam administrasi, peraturan, dan ketentuan, banyak yang sering merasa terdesak untuk memenuhi servis level agreement, misalnya dalam merekrut kandidat.
Desakan target itu bisa jadi membuat kita lupa bahwa karyawan adalah aset, kapital, dan sumber daya yang menambah modal perusahaan, tetapi juga dapat menjadi beban jika gagal berkembang. Kita tidak bisa hanya memenuhi tempat kosong tanpa memantau apakah kandidat yang sudah direkrut ini menjadi beban atau modal bagi organisasi.
Praktisi SDM adalah “busa” organisasi yang harus bisa menyerap semua masalah. Mulai dari manajemen hingga karyawan dan pihak ketiga, baik komentar, tuntutan, maupun keluhan mereka. Dan, busa itu tidak pernah boleh jenuh.
Untuk itu, seorang praktisi SDM perlu menyehatkan diri sendiri dulu, belajar terus, dan punya kebijaksanaan sendiri agar tetap menjadi sumber daya bagi orang lain.
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 29 April 2023