Sub-sektor apartemen khusus sewa mengalami peningkatan tingkat hunian yang sangat kecil sebesar +0,3% QoQ atau +3,8% YoY menjadi 64% pada akhir Juni 2024.
Dengan popularitas platform sewa kondominium jangka pendek seperti Travelio dan AirBnB, bersama dengan dimulainya semester baru untuk mahasiswa yang berasal dari luar kota, tingkat okupansi sub-sektor apartemen khusus sewa mengalami pertumbuhan sebesar +1,6% QoQ atau +2,8% YoY.
Harga: Meningkatnya Permintaan Kondominium Sewa Meningkatkan Harga Sewa
Rata-rata tarif sewa pasar apartemen sewa mengalami peningkatan sebesar +0.9% QoQ dan +2.6% YoY, yaitu sebesar Rp 262,134/m2/bln. Kontributor utama kenaikan ini adalah kenaikan tarif sewa kondominium (+4.1% QoQ dan +8.8% YoY) seiring dengan meningkatnya permintaan.
Sementara itu, tarif sewa sub-sektor Service Apartment dan Apartemen Khusus Sewa tidak mengalami perubahan signifikan selama kuartal ulasan, dan diperkirakan akan relatif stabil pada kuartal berikutnya.
Industrial
Pasokan: Tidak Ada Pasokan Lahan Industri Baru
Pasokan lahan industri di wilayah Jabodetabek tetap sama seperti kuartal sebelumnya, yaitu sebesar 16.628 hektar, karena tidak ada pasokan lahan industri baru yang masuk ke pasar selama kuartal dua tahun 2024.
Kawasan industri tetap fokus mempromosikan pasokan lahan yang sudah ada kepada pembeli potensial. Ekspansi pasokan lahan industri di masa mendatang diperkirakan akan berasal dari kawasan industri di sepanjang koridor timur Bekasi, Karawang, dan Subang.
Selama kuartal ulasan, diperkirakan 37.692 m2 ruang gudang baru ditambahkan ke inventaris keseluruhan, sehingga total pasokan ruang gudang di wilayah Jabodetabek mencapai sekitar 2,82 juta m2.
Permintaan: Transaksi Lahan Industri Meningkat Secara Signifikan, Sementara Okupansi Gudang Tetap Stabil
Selama kuartal dua tahun 2024, total transaksi penjualan tanah mencapai 182,90 hektar, menandai peningkatan signifikan sebesar 184,0% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh penjualan 108 hektar oleh Subang Smartpolitan kepada raksasa otomotif China.
Dengan penjualan ini, sektor otomotif mendominasi dengan pangsa permintaan terbesar, mencapai 82,60% dari total transaksi penjualan tanah selama kuartal tersebut, dan sisanya dikontribusi oleh sektor lain seperti Data Center, tekstil, dan material bangunan.
Permintaan diperkirakan akan terus meningkat sepanjang tahun 2024, didorong oleh banyaknya permintaan aktif dari perusahaan asing yang berencana mendirikan pabrik di Indonesia.