“Kami telah melihat langsung dampak transformatif yang diberikan ragam wirausaha ini terhadap komunitas mereka. Kegiatan ini telah membekali peserta dengan keterampilan, sumber daya, dan koneksi yang dibutuhkan untuk meningkatkan solusi mereka.”
“Kami berharap bahwa pengetahuan yang diperoleh dari program ini akan diimplementasikan secara efektif, sehingga memungkinkan upaya mereka untuk membawa perubahan positif yang dibutuhkan di pasar ASEAN,” kata Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.
Sebagai komponen utama program ASEAN SEDP 3.0, total hibah senilai USD 45.100 telah didistribusikan ke 30 wirausaha sosial. Dana ini akan memberdayakan mereka untuk melaksanakan proyek mereka dari September hingga Desember 2024, sehingga menghasilkan dampak yang berarti di komunitas mereka.
Selain dukungan finansial, sesi mentorship yang dipersonalisasi akan diberikan untuk memastikan bahwa setiap proyek menerima bimbingan dan keahlian yang dibutuhkan untuk eksekusi yang sukses, memaksimalkan potensi mereka untuk pertumbuhan berkelanjutan dan perubahan sosial jangka panjang.
Pada acara Demo Day yang digelar sebelumnya, sejumlah wirausaha sosial diumumkan sebagai pemenang hibah. Arconesia meraih juara pertama dengan hibah sebesar 7.000 USD, disusul LTS Ventures dan TRI Cycle di posisi kedua dengan masing-masing 6.000 USD.
Di posisi keempat ada Second Life (USD 4.000), disusul Jasberry di posisi kelima (USD 3.000), Z-Waka di posisi keenam (USD 2.000), dan Bumi Journey di posisi ketujuh (USD 1.000).
Pada kesempatan ini, Jusrian Saubara Orpayanda, CEO Arconesia, mengatakan, “Memenangkan juara pertama dan menerima hibah sebesar USD 7.000 dari ASEAN SEDP 3.0 merupakan kehormatan besar bagi kami di Arconesia.
Prestasi ini semakin memotivasi kami untuk mengintensifkan upaya kami dalam memberdayakan kaum muda untuk menjadi petani di seluruh Indonesia melalui praktik pertanian regeneratif, seperti penanaman tumpang sari di lahan kelapa sawit, yang sejalan dengan tujuan Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.