Efektivitas organisasi sendiri baru akan tercapai ketika leader maupun follower menjalankan peran masing-masing dengan efektif.
Followership adalah respons yang dimunculkan oleh para pengikut kepada mereka yang sedang menjalankan peran sebagai pemimpin. Ini adalah sebuah hubungan sosial antara pemimpin dengan para pengikutnya yang tetap harus melibatkan kemampuan berpikir kritis para pengikutnya dan interaksi aktif dengan pemimpinnya untuk mencapai sasaran kerja.
Menurut Robert Kelley, tidak semua follower itu sama. Ia membagi ragam tipe follower berdasarkan dua dimensi followership. Pertama, terkait dengan kemampuannya berpikir kritis. Kedua, berdasarkan skala keaktifannya dalam mengikuti pimpinan. Dari dua dimensi ini kita mendapatkan lima kelompok follower.
Pertama, pengikut pasif yang bergerak bagai kerbau dicocok hidung. Mereka menunggu pengarahan dan tidak memiliki apalagi mengembangkan pemikirannya sendiri.
Kelompok kedua, mereka yang aktif bergerak dengan motivasi tinggi tapi tanpa pemikiran yang mengkritisi apa dasar dari instruksi yang diterimanya. Mereka adalah kelompok konformis yang mendukung sepenuhnya arahan pemimpin.
Kedua kelompok ini seringkali adalah kelompok yang memiliki hubungan sangat dekat dengan pimpinan karena mereka sangat hormat, mendukung, dan melayani pimpinannya.
Atasan menyukai mereka karena mendukung kepuasan egonya dan membentuk aliansi dengan mereka tanpa sadar hal ini pada akhirnya dapat melemahkan kekuatan organisasi menghadapi aneka tantangan di masa depan.
Kelompok berikutnya, allinated follower. Mereka memiliki pemikiran yang tajam terhadap gagasan pemimpinnya tapi tidak mau melibatkan diri ketika merasa tidak sejalan dengan pemikiran pemimpinnya.
Sikapnya cenderung sinis dan sarkastik mengkritik gagasan pemimpinnya dari belakang, tapi tidak berani berargumentasi terbuka dengan pemimpin meskipun demi kebaikan tim. Aura yang disebarkan cenderung negatif terhadap suasana kerja.
Di area tengah antara kedua dimensi tersebut adalah para survivor yang pragmatis. Prinsip hidup mereka adalah better safe than sorry. Mereka bisa menyuarakan pendapatnya tapi memilih diam bila situasi tidak kondusif.