Membedakan Antara Konspirasi Nyata dan Teori Konspirasi

Persecuted victim (Korban teraniaya): Teori konspirasi memandang dan menampilkan diri mereka sebagai korban persekusi terorganisir. Pada saat yang sama, mereka melihat diri mereka sebagai antagonis pemberani yang melawan para konspirator jahat. Mereka mempersepsikan diri sebagai korban dan pahlawan secara bersamaan.

Immune to evidence (Kebal terhadap bukti): Teori konspirasi menyegel diri dari bukti-bukti yang bisa ditafsirkan sebagai melawan teori konspirasi itu sendiri. Mereka menganggap bukti yang membantah teori mereka adalah konspirasi berikutnya.

Re-interpreting randomness (Menafsirkan ulang keserampangan): Pemikiran teori konspirasi selalu menaruh kecurigaan besar dan menilai bahwa “tidak yang namanya kebetulan”. Peristiwa acak kecil, seperti jendela utuh di Pentagon setelah serangan 9/11, ditafsirkan kembali sebagai disebabkan oleh konspirasi. Karena menurut mereka, jika sebuah pesawat menabrak Pentagon, maka semua jendela akan pecah.

Oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Sukses Dalam Membangun Website Toko Online : Panduan Lengkap dari Nextgen

Di era digital saat ini, membangun website toko online yang sukses menjadi langkah strategis...

Pasar Skincare Indonesia Melesat: Serum & Essence Catat Pertumbuhan 38,97% di Q3 2024

Industri skincare di Indonesia terus berkembang, dengan wanita lebih banyak mengalokasikan pengeluaran untuk perawatan...

KAI dan UI Jalin Kerja Sama dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia

PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Universitas Indonesia (UI) menandatangani kerja sama dalam bidang...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here