Oleh Suryo Winarno
Awal bulan Juli video viral minuman merek terkenal jadi rebutan di swalayan. Namun apa gerangan yang terjadi setelah video viral? Pakar kesehatan, ahli pangan, dokter nutrzi membantah anggapan minuman yang viral sebagai obat infeksi corona.
Dokter nutrizi memberi penjelasan kalau minuman yang jadi rebutan memiliki sifat bisa memelihara imunitas (ketahanan) tubuh dari serangan penyakit, termasuk virus corona. Sekali lagi minuman itu bukan obat tapi dapat memberikan katahanan tubuh dari serangan penyakit.
Produk minuman bisa memberikan imunitas karena ia mempunyai kandungan nutrizi lengkap seperti vitamin C, D, E, Zink dan Mineral. Selain itu, minuman tersebut mengandung protein, lemak dan karbohidrat sebagai sumber energi untuk kegiatan manusia layaknya makanan dan minuman.
Mengapa minuman bisa jadi rebutan? Konsumen mungkin takut kematian dan kelelahan menghadapi virus corona yang sudah berlangsung 16 bulan tiada kepastian berhenti. Sebaliknya, infeksi corona bertambah banyak namun katanya kasus positif corona terkendali.
Akhirnya masyarakat mencari jalan sendiri-sendiri cara menghentikan infeksi corona sesuai dengan kemampuan daya beli dan ilmu pengetahuan dimiliki sehari-hari. Itulah kreasi ahli inovasi menciptakan strategi peningkatan “produk disukai” pelanggan.
Kini harga minuman telah meloncat namun tidak mungkin diimbangi daya beli masyarakat karena mengadapi krisis kesehatan dan pandemi meningkat di Bumi Pertiwi.
Karena itu, kita sebagai konsumen dan pelanggan produk makanan dan minuman atau produk kesehatan mesti ahli membaca komposisi produk sebelum membeli produk apa pun di pasaran dan toko swalayan.
MINUMAN DISUKAI
Berdasarkan data tahun 2017 di Indonesia minuman disukai konsumen adalah minuman air dalam kemasan sebesar 42,8 persen, disusul air sumur bor 16,9 persen, air sumur terlindung 16,8 persen, air ledeng (PAM) 11,8 persen, dan air dari sumber mata air tujuh persen. Melihat data tersebut ternyata mayoritas masyarakat pengguna air kemasan buatan korporasi.
Produsen air minum kemasan dikelola 500 perusahaan yang memproduksi 30 miliar liter. Peta pasar air minum kemasan dikuasai Brand Aqua 46,7 persen, diikuti Club 4 persen, Le Mineral 3,5 persen, 2Tang 2,8 persen, Oasis 1,8 persen, Super O2 1,7 persen, Prima 1,4 persen, dan lainnya 38,1 persen.
Minuman air panas sebanyak 38 persen yang terdiri atas teh panas 22 persen, kopi panas 15 persen, es teh panas 12 persen, dan coklat panas 1 persen. Sementara minuman siap saji dibagi menjadi susu 11 persen, minuman karbonat 8 persen, minuman energi 7 persen, sirup 7 persen, jus buah 6 persen, sari buah 3 persen, minuman bercita rasa 1 persen, yogurt 0,3 persen.
Statistik Konsumsi Pangan (2017) melaporkan minuman fovorit adalah air teh 250 mililiter dikonsumsi orang per pakita per tahun sebesar 16,14 liter, minuman sari buah volume 250 mililiter dikonsumsi sebanyak 8,76 liter, minuman energi 100 ml dikonsumsi 2,58 liter, dan minuman mengandung karbonat 0,84 liter.
Sementara tahun 2020 minuman ringan paling populer adalah Teh Kemasan, Sari Buah Kemasan, dan Susu Cair Kemasan. Minuman Ringan Teh paling popular adalah Teh Pucuk Daun dengan skor 34,7 persen, diikuti Teh Botol Sosro 17,5 persen, Teh Gelas 13 persen, dan Frestea 10,4 persen.
Minuman Sari Buah paling populer Buavita memiliki skor 31,6 persen, dilanjut Floridina 13,1 persen, Pulpy Orange 12,4 persen, Ale-Ale 7,7 persen, Nutrisari 6,1 persen. Minuman Susu Cair paling populer adalah Ultra Milk 31,8 persen, Frisian Flag 21,9 persen, Indomilk 14,5 persen, dan Bear Brand 14,3 persen (Top Brand-Award.Com).
Mencermati data tersebut kita mengetahui konsumsi air diminum sehari-hari di masyarakat paling banyak disukai adalah air tanpa berasa (43%). Pasar air minum tanpa rasa dalam kemasan dikuasai oleh merek AQUA (47%).
Posisi kedua adalah konsumsi air panas dari jenis teh, kopi, dan coklat. Posisi ketiga, minuman instan terbagi atas susu, minuman karbonat, minuman energi, sari buah, dan yogurt. Brand minuman instan paling populer tahun lalu Teh Pucuk Daun, Buahvita, Ultramilk.
Untuk itu, kalau punya produk makanan dan minuman yang ingin meloncat disukai masyarakat mesti berinovasi lewat akrobat agar dapat harga meningkat, dengan persyaratan jika gagal meningkatkan ceruk pasar ya lenyap. Itulah dunia kreativitas masyarakat yang berani mengambil resiko dihujat masyarakat.
Suryo Winarno, Praktisi Industri Pengolahan Pangan