Pimpinan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) perlu memastikan pedoman diterapkan dalam proses pemberian kerja dan pemberian kerja kembali. Proses juga harus ditinjau secara berkala untuk menghindari praktik dan stereotip diskriminatif.
Perjuangkan hak diri sendiri dan sesama
Selain peran aktif pimpinan dalam mendorong keberagaman di sektor teknologi, tenaga kerja perempuan perlu berani bersuara serta mengungkap perilaku dan praktik diskriminatif. Ambil contoh kesempatan belajar dan pengembangan yang merupakan faktor penting untuk meningkatkan retensi karyawan perempuan.
Menurut survei yang dilakukan terhadap karyawan perempuan di sejumlah perusahaan teknologi Asia Tenggara, program-program seperti pembinaan eksekutif, pengembangan profesi, bimbingan, dan peta jalan terpersonalisasi untuk kemajuan karier adalah langkah-langkah yang sangat efektif untuk mempertahankan karyawan perempuan.
Dengan struktur yang mendukung pengembangan karier perempuan, perusahaan dapat mencetak lebih banyak pemimpin perempuan dan mendorong partisipasi perempuan dalam mewujudkan masa depan perusahaan.
Bertambahnya jumlah perempuan yang mengalami peningkatan karier penting untuk menjembatani kesenjangan gender karena mampu menginspirasi lebih banyak perempuan untuk mengincar posisi kepemimpinan. Perempuan harus bebas mengakses program pengembangan karier dan hal-hal yang menghalangi inisiatif ini harus segera disorot.
Peran teknologi
Jika tidak ditangani, kurangnya representasi perempuan di sektor teknologi akan semakin memperbesar kesenjangan. Secanggih apa pun, teknologi digital seperti mahadata (big data), pembelajaran mesin, dan AI masih membutuhkan campur tangan manusia.
Set data, variabel, dan algoritma yang dibutuhkan untuk melatih AI ditentukan oleh tim AI yang mengembangkan sistem tersebut. Untuk memastikan sistem AI bebas dari bias dan prasangka, perempuan harus berperan aktif dalam pengembangan, pelatihan, dan pengalibrasian teknologi ini.
Aplikasi AI dikembangkan dan dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan mengatasi bias implisit. Dalam merekrut dan mempekerjakan karyawan, misalnya, tim SDM memanfaatkan AI untuk membangun basis data ragam keahlian yang tidak mengindahkan bias seperti gender, latar belakang etnis, atau orientasi seksual.
Dengan demikian, keterlibatan lebih banyak perempuan di sektor teknologi dapat mendorong terwujudnya sistem dan aplikasi yang dikembangkan tanpa bias sehingga memberikan manfaat nyata bagi laki-laki dan perempuan.
Menjaring lebih banyak dengan jala yang lebih besar
Mendorong perempuan untuk mempelajari sains, teknologi, teknik, dan matematika (Science, Technology, Engineering, and Mathematics/STEM) hanyalah salah satu cara untuk mempersiapkan calon-calon talent yang mumpuni.