Seiring peningkatan teknologi yang diikuti dengan peralihan fungsi tim TI secara masif dari pusat biaya yang menyediakan dukungan untuk staf menjadi pendorong inovasi bisnis, keahlian yang dibutuhkan untuk mencapai sukses di sektor teknologi pun turut berubah.
Bagi perempuan yang ingin memulai karier di sektor teknologi, banyak jalan menuju Roma. Latar belakang bidang studi dan pengalaman yang berbeda justru dapat menyumbangkan perspektif baru yang selanjutnya bisa diperkaya dengan pelatihan.
Seiring maraknya citizen developer, yang artinya departemen-departemen perusahaan menggunakan platform yang telah ada untuk membangun solusi, cara teknologi mendukung bisnis pun telah berubah secara drastis. Perusahan perlu merekrut karyawan sesuai keahliannya dan mengembangkan program-program pelatihan untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja yang lincah dan beragam.
Berinvestasi pada kaum perempuan meningkatkan kerja tim dan kolaborasi, serta pada akhirnya, memberikan hasil yang lebih baik secara keseluruhan. Dengan jumlah perempuan yang memadai di posisi pengambil keputusan, perusahaan dapat mewujudkan kebijakan-kebijakan inklusif dan fleksibel yang mendorong kehidupan berkesinambungan dan seimbang.
Dengan memberikan kesempatan serta ruang bagi perempuan untuk berkembang, sektor teknologi menegaskan perannya sebagai kekuatan positif bagi masyarakat. Dengan demikian, memotivasi perempuan untuk berkecimpung di bidang teknologi bukan sekadar pencitraan, melainkan membangun tenaga kerja masa depan.