Para praktisi PR menghabiskan banyak waktunya membangun hubungan media, mengajak jurnalis menulis tentang brand untuk membangun citra dan reputasi brand.
Bagaimana melakukannya? Adakah metode yang terbukti ampuh? Banyak praktisi PR mengatakan hal ini menakutkan, jadi bagaimana membuatnya tidak seperti itu? Terutama jika brand yang ditangani sangat ‘hard sell’.
Brand owners terkadang berharap yang tidak mungkin, dan terkejut ketika berita terbaru mereka tidak dimuat atau ditayangkan di berbagai media.
Namun, kami percaya bahwa segala sesuatu bisa menjadi cerita yang bagus, asalkan sang praktisi PR lihai menonjolkannya dan menunjukkannya pada media yang tepat, tentunya dengan menggunakan kekuatan persuasi mereka.
Pada dasarnya ada dua hal penting dalam mencapai keberhasilan hubungan media, yaitu mendekati jurnalis dan menjual cerita kepada mereka.
Merebut hati bukanlah sebuah ilmu pasti, namun psikologi sosial menawarkan beberapa petunjuk: “Ciptakan kebutuhan terhadap apa yang kita jual, atau sasar kebutuhan yang ada. Mainkan keinginan orang untuk menjadi bagian dari sesuatu, melakukan hal yang mirip dengan yang lain untuk sebuah tujuan bersama, dan menjadi populer. Gunakan kata-kata dan gambar yang kuat dan berbobot untuk mendukung argumen kita.”
Nah, di bawah ini adalah beberapa hal efektif untuk mencapai tujuan hubungan media berdasarkan pengalaman kami.
Riset Jurnalis
Praktisi PR yang baik berfungsi efektif sebagai pemandu menuju kelayakan berita yang sebenarnya dengan bekerja secara dekat dengan jurnalis, memahami kebutuhan mereka, mencari tahu bagaimana mereka dapat berkontribusi pada agenda sebuah media.
Di tim kami, hubungan baik dimulai dengan sebuah riset di tahap paling awal, saat merencanakan kegiatan hubungan media. Kami berusaha mencari insight para jurnalis mengenai brand dan kategori yang sedang kami kerjakan, mencoba menggali pemahaman mereka mengenai konteks industri, strategi naratif dan buncahan kreativitas mereka yang membantu kami melihat sudut pandang berita.
Melalui riset ini kami berhasil merancang strategi kampanye yang jitu, menentukan pesan yang tepat dan efektif dalam membangun dukungan media. Yang paling penting riset awal ini berhasil membangun perencanaan yang sangat baik untuk membangun citra dan reputasi brand.
Sepanjang perjalanan implementasi dari rencana yang kami susun, kami terus membaca respon dan menggali feedback para jurnalis terhadap berbagai pesan yang kami sampaikan dan kampanye yang kami lakukan.
Pesan dan strategi kami secara berkelanjutan disesuaikan dengan perkembangan isu di media dan masyarakat. Dengan cara ini kami terus menjadi sumber informasi yang menarik bagi para jurnalis.
Di akhir kegiatan, kami pun selalu menganalisa, persepsi apa yang pada akhirnya terbentuk, reputasi apa yang terbangun, dan pesan yang akhirnya benar-benar tersampaikan. Kami menggunakan informasi ini untuk kembali menyusun strategi pada siklus kegiatan selanjutnya.
Keberhasilan-keberhasilan kami membuktikan bahwa “mendengarkan” sangat penting dalam berkomunikasi, termasuk dalam mencapai tujuan hubungan media.
Celebrity Endorsement
Oprah Winfrey mengatakan, “we live in a celebrity-obsessed society”. Ada benarnya juga kalimat itu, sehingga daripada mati-matian menolak gosip artis, ada perlunya juga sesekali memperhatikan siapa sih yang sekarang sedang menjadi pembicaraan di masyarakat.
Jurnalis bisa berubah dari sangat tidak tertarik menjadi bersedia melakukan apa saja untuk kita jika kita dapat memberikan mereka akses untuk selebriti yang sesuai.
Selebriti merupakan wujud popularitas – orang ingin membaca tentang mereka, menjadi seperti mereka, bahkan mendengar apa saja yang mereka katakan.
Untuk jurnalis, selebriti sama dengan pemirsa/pembaca yang lebih besar. Perencanaan PR yang solid dan riset menyeluruh atas media dan jurnalis yang ditargetkan merupakan dasar-dasar yang kuat untuk menjual cerita. Kami berhasil memanfaatkan taktik ini untuk meluncurkan produk dari klien-klien kami di awal tahun ini.
Menjual sesuatu pada jurnalis yang tidak memiliki kebutuhan akan cerita kita sangat sulit, bisa membuat kita frustrasi, dan besar kemungkinan untuk gagal. Terlalu banyak orang membuang waktu gencar berjualan pada jurnalis yang salah dan terlalu panik untuk mengantisipasinya, padahal lebih baik waktu digunakan untuk mencari media mana yang tertarik dengan kampanye dan pesan kita.
Selain itu, dengan menjadi sumber yang konsisten untuk informasi yang membantu para jurnalis melaksanakan pekerjaan mereka sehari-hari, kita secara alami menciptakan kebutuhan akan cerita.
Persahabatan
Kedekatan hubungan dengan jurnalis sangat efektif dalam membangun keberhasilan hubungan media. Untuk itu hal-hal di bawah ini sangat penting:
- Bangun kontak dan dialog yang konsisten dengan jurnalis. Bisa dimulai dengan menambahkan mereka sebagai teman di Facebook kita atau follow mereka di twitter. Mulailah memberi komentar pada aktivitas mereka di media sosial untuk membangun interaksi yang tulus. Jangan cuma karena ada maunya. Kawan akan mendukung kawannya. Demikian juga dalam hal hubungan media. Jadi, hubungan persahabatan sangat penting dibangun.
- Lakukan riset latar belakang. Lihat apa yang telah mereka tulis sebelumnya. Analisalah apa posisi mereka dalam tiap isu media, dan nilai-nilai yang penting bagi mereka. Hal ini akan sangat membantu menentukan sudut pandang yang akan menarik bagi mereka.
- Kenali mereka secara personal, minum kopi untuk saling bertukar kabar, minum-minum untuk bersantai, atau apapun yang mereka sarankan. Ini cara untuk tidak membuat nama sekadar nama.
- Tidak peduli seberapa akrab kita dengan jurnalis, tidak ada yang mengalahkan berita yang bagus. Jadi, jalankan fungsi praktisi PR secara strategis dalam membangun aksi-aksi yang bernilai berita tinggi.
- Jangan melebih-lebihkan, karena jurnalis akan menganggapnya menggurui. Tetaplah pada hal-hal yang faktual.
- Terima keputusan jurnalis. Jika cerita itu tidak cukup bagus, terima sudut pandang jurnalis dan jangan menentangnya. Sebaiknya kita menyusun angle lain untuk menyampaikan cerita kita.
Tips-tips di atas telah kami buktikan efektif mencapai tujuan hubungan media. Nah, marilah kita berbagi tips. Bagaimana menurut Anda, apakah ada tips lain yang perlu kami tambahkan di sini?
(Nurizzati, Aubrey Siahainenia, Edwin Irvanus, Indira Abidin – PT Fortuna Prmana Rancang)