Menularkan Energi Positif

Dalam wawancara dengan ribuan pemimpin dan karyawan, mereka menemukan, orang-orang yang dinilai menyebarkan energi positif, ternyata selain membuat orang lain lebih bersemangat untuk menjadi lebih baik, mereka sendiri juga memiliki performa kerja yang lebih unggul.

Orang-orang ini juga lebih banyak ditemukan pada organisasi yang memiliki performa yang lebih baik dengan tingkat kepuasan kerja, kesehatan mental, dan hubungan keluarga yang lebih baik. Hal ini bisa berarti bahwa energi positif secara signifikan membuat organisasi lebih inovatif, produktif, dan kohesif.

Ashley Bernardi, CEO Nardi Media, yang pernah menghadapi krisis kesehatan mengubah pendekatan kepemimpinannya setelah ia sembuh. Dia mulai merawat kesejahteraannya sendiri melalui meditasi, olahraga, dan tidur yang cukup serta memfokuskan nilai perusahaan pada kebaikan dan keluarga.

Dalam dua tahun, pendapatan bisnisnya justru berlipat ganda meskipun menghadapi tantangan pandemi. Bernardi membuktikan, kepemimpinan berbasis nilai yang autentik tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga memperkuat timnya.

Efek dari energi positif lebih dari sekadar suasana hati yang baik, tetapi juga memengaruhi  biologi tubuh. Interaksi positif meningkatkan hormon seperti oksitosin dan dopamin, yang memperkuat ikatan sosial dan kebahagiaan selain mengurangi peradangan dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Sebaliknya, pemimpin yang menyebarkan energi negatif menyebabkan kelelahan emosional, penurunan motivasi; dan dalam jangka panjang, turnover yang tinggi.

Energi positif menyebar dan menular

Pandemi adalah ujian besar bagi banyak organisasi, tetapi juga menjadi momen untuk melihat betapa pentingnya energi positif. Pemimpin yang mampu menyebarkan energi positif menjadi kunci dalam menjaga motivasi karyawan, mendorong inovasi, dan memastikan keberlanjutan bisnis.

Dalam masa-masa sulit seperti ini, nilai-nilai seperti empati dan kepedulian menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

Siapa pun bisa belajar memperkuat bahkan menebarkan energi positif. Energi positif dimulai dari dalam diri kita. Cameron mencatat bahwa pemimpin yang “fit” secara fisik, emosional, dan spiritual memiliki kapasitas lebih besar untuk menebarkan energi positif.

Tidur cukup, olahraga teratur, pengelolaan stres melalui meditasi atau aktivitas yang kita nikmati, serta memberi prioritas pada kesejahteraan diri sendiri merupakan fondasi untuk memimpin dengan energi positif. Kebugaran fisik dan mental adalah hal pertama yang perlu kita perhatikan.

Jokowi Masuk Nominasi Pemimpin Terkorup, ICW Kena Doxing dan Kami Tidak Takut!

Masuknya nama Joko Widodo dalam nominasi pemimpin dengan kategori “Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024”...

Motion Graphics untuk Mahasiswa dengan Autistic Spectrum Disorder

Binus University meluncurkan proyek inovatif Motion Graphics sebagai bagian dari komitmennya menciptakan lingkungan belajar...

Fokus, Kekuatan Super pada Era Disrupsi

Oleh Eileen Rachman dan Emilia JakobBayangkan hidup sehari tanpa ponsel. Sanggupkah? Bagi kita saat...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here