Tumbuh kembang anak yang memiliki alergi dapat terhambat karena berisiko mengalami defisiensi makro dan mikronutrien lantaran penyebab alergi dari pola makannya harus dieliminasi.
Perlu dilakukan tata laksana yang tepat dengan konsultasi ke dokter untuk meminimalisasi dampak yang tidak diinginkan seperti terhambatnya pertumbuhan, risiko munculnya penyakit degeneratif, dan dampak psikologis yang menimpa anak dan orang tua karena stres, cemas, dan biaya ekstra untuk pengobatan alergi. Oleh karena itu penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.
Dalam survei internasional yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, ditemukan bahwa anak yang memiliki alergi makanan, termasuk susu sapi memiliki risiko gangguan pertumbuhan seperti memiliki nutrisi rendah, underweight, dan tinggi yang lebih rendah untuk usianya.
World Allergy Organization (WAO) mengumumkan bahwa orang yang memiliki alergi ternyata rentan dan dapat memburuk akibat dampak dari perubahan iklim. Artinya, pemenuhan keperluan nutrisi anak menjadi semakin penting.
Lebih lanjut, WAO merekomendasikan penggunaan suplementasi probiotik untuk mencegah kondisi alergi pada anak. Salah satu jenis probiotik yang bisa digunakan untuk anak alergi adalah Probiotik Bifidobacterium yang memiliki kandungan yang sama dengan air susu ibu (ASI), serta teruji klinis dapat meningkatkan sistem imun pada anak.
Adapun susu soya merupakan alternatif nutrisi bagi anak alergi susu sapi atau memiliki intoleransi laktosa, karena memiliki kesetaraan kandungan nutrisi dengan susu sapi, tetapi aman karena tidak mengandung protein susu sapi dan laktosa yang menyebabkan reaksi alergi.
Susu soya yang difortifikasi telah mengalami proses penambahan nutrisi seperti kalsium, vitamin, dan kandungan mineral lainnya sehingga memiliki lebih banyak kandungan gizi yang dibutuhkan anak.
Dengan susu soya, anak alergi susu sapi dapat mengonsumsi nutrisi yang tepat, terhindar dari reaksi sensitif susu sapi, dan terhindar dari berbagai risiko dampak kesehatan dan psikologis. Anak bisa tumbuh kembang optimal dan mencapai semua potensinya karena tercukupi nutrisinya.
Salah satu orang tua yang sempat cemas karena anaknya didiagnosis memiliki sensitivitas khusus pada makanan tertentu adalah Astrid Tiar.
Putri pertamanya, Annabel, sejak kecil memiliki kondisi alergi susu sapi serta makanan tertentu. Astrid pun telah mencoba berbagai macam cara untuk mencari tahu penyebab dan menangani kondisi anaknya.
“Saya sempat merasa bingung, khawatir, dan cemas karena awalnya tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi Annabel adalah anak pertama dan saya khawatir sekali jika ia tidak tumbuh sehat dan kuat seperti anak lainnya. Takutnya dengan sensitivitas terhadap makanan tertentu ini akan membuat masalah kesehatan lain ikut menyertai, atau dia jadi tidak bebas beraktivitas dan tumbuh kembangnya kurang optimal.”