NexPage Luncurkan Aplikasi Seluler Ringkasan Buku 

  • NexPage percaya bahwa setiap orang harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan belajar tentang budaya lain tanpa dibatasi oleh hambatan bahasa atau distribusi. 
  • Dengan aplikasi, konten, dan layanan NexPage dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan meningkatkan kehidupan orang-orang di seluruh dunia.  

NexPage, aplikasi seluler (app) ringkasan buku nonfiksi pertama di dunia, telah diluncurkan di Indonesia dengan seluruh konten dalam Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pertama yang diperkenalkan oleh NexPage, setelah bahasa Inggris, yang menunjukkan signifikansi dan pentingnya pasar Indonesia bagi perusahaan rintisan baru ini. Tujuan akhirnya adalah untuk memiliki beberapa opsi bahasa asli untuk dipilih pengguna sehingga mereka dapat membaca buku dari seluruh dunia dalam bahasa pilihan mereka.

Apakah orang Indonesia tidak tertarik untuk membaca?

Ada lebih dari 204 juta pengguna internet di Indonesia. Menurut penelitian, rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media online di Indonesia hampir mencapai 9 jam per hari, namun beberapa laporan UNESCO menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%.  

Pada tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University di AS. Penelitian yang dijuluki Bangsa Paling Melek Huruf di Dunia ini menempatkan Indonesia di bawah Thailand (posisi ke-59) dan di atas Botswana (posisi ke-61). Penelitian ini juga diliput oleh The Jakarta Post saat itu dan menimbulkan kegemparan.

NexPage melakukan riset sendiri dan mengaitkannya dengan alasan-alasan berikut ini:

  1. Kurangnya aksesibilitas terhadap buku

Walaupun orang-orang di kota memiliki akses ke perpustakaan dan buku-buku, namun hal ini mungkin tidak berlaku untuk kota-kota dan desa-desa yang lebih terpencil. Meskipun beberapa lokasi terpencil memiliki perpustakaan keliling, namun penawaran dan pilihan buku mereka sering kali perlu ditingkatkan.

  • Kurangnya variasi konten dan judul yang menarik

Banyak buku-buku lokal yang mengadopsi nada yang lebih formal dan penyampaian gaya kuliah, membuat membaca menjadi hobi yang sangat serius. Banyak judul nonfiksi juga termasuk dalam kategori “buku teks”, sehingga terkesan berat, akademis, dan monoton. Persepsi negatif ini berasal dari minat baca, khususnya judul-judul nonfiksi.

  • Tingginya biaya terjemahan buku-buku asing

Meskipun lebih banyak variasi ditemukan dalam judul-judul asing, hanya beberapa yang nyaman dibaca dalam bahasa Inggris. Buku-buku asing yang diterjemahkan juga mahal dan hanya tersedia untuk kalangan tertentu, sehingga kurang diterima secara luas.

Gyukatsu Kyoto Katsugyu Hadir di AEON Mall Deltamas Cikarang

Setelah sukses dengan cabang perdana di Jakarta, Gyukatsu Kyoto Katsugyu kini membuka cabang keduanya di AEON...

WSBP Terima Penghargaan Best Corporate Secretary Awards 2024

WSBP kembali menunjukkan kinerja luar biasa dengan menerima penghargaan Indonesia Best Corporate Secretary Awards...

Ayana Residences Memperkenalkan Alamanda Tower 

Perpaduan Kemewahan dengan Gaya Hidup Berkelanjutan di BaliAyana Residences, residensial pertama di Bali yang terintegrasi...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here