Seperti halnya perkawinan, setiap pihak perlu menjaga komitmennya agar suasana positif tetap terjaga. Tanggung jawab menjaga komitmen menumbuhkan organisasi yang talent centric pun perlu dilakukan setiap insan dalam organisasi, mulai dari pimpinan sampai lini terbawah sekalipun.
Kesediaan untuk membuka diri, berdiskusi mengenai hal-hal yang dianggap penting oleh para individu, harapan-harapan mereka perlu dilakukan secara berkala.
Pimpinan dan manajemen pun perlu memahami beberapa hal berikut ini.
- Apakah visi dan sasaran perusahaan digambarkan dengan jelas sehingga semua orang paham dan bergerak ke arah yang sama?
- Apakah banyak atau masih ada ide perbaikan yang tidak dipedulikan?
- Bagaimana turn over karyawan, apa yang menyebabkan mereka mengundurkan diri?
- Apa pendapat karyawan tentang pencapaian atau tidak tercapainya target perusahaan?
Pertanyaan-pertanyaan ini perlu menjadi bahan pembahasan yang serius, tanpa ada pihak yang menjadi kambing hitam. Kita perlu terbuka terhadap masukan-masukan baru, “brutal facts” yang justru bisa memicu perbaikan pada masa depan.
Pada akhirnya, kita harus ingat pada tujuan semula untuk mengutamakan manusia dan fokus pada human experience yang menyeluruh. “The Agile way is customer centric, purpose driven, capability based, and talent oriented.” – Pearl Zhu
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 1 April 2023