Ada beberapa kompetensi yang tercakup dalam kecerdasan organisasi ini atau organizational intelligence ini:
Pertama, cerdik mengemas pesan yang mampu memotivasi insan dalam organisasi. Kesuksesan sebuah strategi tergantung pada kesediaan seluruh jajaran untuk bersama-sama bekerja mewujudkannya.
Oeh karena itu, menerjemahkan pesan strategis top management menjadi lebih sederhana dalam tindakan sehari-hari sangatlah penting. “The simpler and clearer, the better”.
Pesan yang jelas dan mudah dipahami berpotensi besar untuk diikuti oleh seluruh insan di organisasi sehingga mereka bersedia mengubah kebiasaannya, melakukan tindakan-tindakan baru yang diharapkan oleh perusahaan, dan pada akhirnya dapat secara bersama-sama mencapai tujuan strategis perusahaan.
Kedua, mampu membangun karakter organisasi melalui penghayatan dari nilai-nilai perusahaan sehingga seluruh individu dalam organisasi dapat menampilkan “who we are” dengan jelas. Ia sanggup membuat setiap bawahannya tahu “what’s important and what the organization stands for — in other words, an ethos”.
Salah satu kekuatannya Steve Jobs adalah membangun organizational intelligence dalam organisasinya. It’s why the company exists, not what the company sells. Novaton AG, sebuah perusahaan aquaculture dari Swiss, juga dengan tegas mengumandangkan etos kerjanya. “We are Game Changers in the world of Aquaculture and Technology”.
Dalam diskusinya dengan Experd untuk sebuah proses rekrutmen, CEO Novaton, Christine Ledergerber-Hinderling menegaskan, individu-individu yang akan bergabung dengan organisasinya, dipastikan harus memiliki kemauan belajar yang kuat, semangat inovasi secara terus menerus dan kepedulian terhadap sustainability dari lingkungan hidup.
Ketiga, mampu mengeksekusi rencananya kendati mengalami banyak tantangan. Banyak yang berpendapat bahwa lebih baik untuk talk the walk daripada walk the talk. Pimpinan yang ingin mensukseskan organisasinya perlu membuat aksi-aksi yang jelas ketimbang banyak memberikan wejangan-wejangan dan meminta konsensus verbal saja.
Sering kita jumpai di organisasi orang yang berpindah dari satu rapat ke rapat lainnya sampai ada yang berkomentar: “kalau rapat terus, kapan bekerjanya?”. Kita harus waspada dengan gejala organisasi yang lebih banyak berencana daripada bertindak. Action strategy is about making things happen
Keempat, Berani berkata “tidak” untuk hal yang diyakininya akan menghambat perusahaan berkembang. Ia memang perlu melakukan penyesuaian, perubahan, bahkan yang ekstrem sekalipun. Namun, ia juga perlu menjaga agar organisasi tetap berada di jalur yang tepat untuk pengembangannya mencapai target yang sudah ditetapkan.