Abstrak sendiri mewakili koneksi tentang apa yang di dalam otak. Sedangkan surreal muncul sebagai simbol untuk membantu Fauzi menyampaikan pesan kepada penonton.
Berbeda dengan keduanya Sandy Tisa pada pemahaman nya terhadap seni abstrak ditarik dari ranah personal seseorang ke dalam ide karyanya. Bagi sandy, tentu hal ini adalah lumrah lewat
realitas yang terjadi dalam kesehariannya. Lewat karyanya kali ini, Sandy tidak benar-benar
memposisikan dirinya dalam seni abstrak murni namun Sandy menuangkannya lewat komposisi warna, garis, bentuk, tekstur yang disajikan sebagai dirinya sendiri (non representasional/ non objek) hingga kejadian – kejadian diambil dari sejumlah momen yang diekspresikan melalui bentuk kasat mata.
Dicky Panjaitan, selaku General Manager Artotel Thamrin Jakarta menambahkan: ‘Senang sekali kami dapat mempersembahkan satu lagi pameran seni kontemporer yang kali ini dengan tema abstrak. Pada kesempatan ini juga Artotel Group khususnya selalu memperkenalkan Seni Rupa Indonesia yang lebih luas lagi lewat ekspresi jiwa seniman. Semoga pameran kali ini dapat diterima dan dinikmati oleh tamu-tamu kami.”