Semakin besar wewenang yang dimiliki, kita justru perlu lebih berhati-hati dan menjaga kesadaran kita. Hasil riset mengatakan, bertambahnya kekuasaan bisa membawa kita pada keadaan manic, super-excited, dan merasakan dorongan besar haus penghargaan dan pujian. Kita merasa omnipotent dan kebal terhadap risiko. Bukankah situasi ini dapat membuka jalan ke perilaku yang kasar dan tidak etis?
Jaga diri
Salah satu cara sebagai pegangan untuk memitigasi aspek negatif dari besarnya kekuasaan, yakni kesadaran bahwa kekuatan dan wewenang yang didapatkan ini adalah untuk kepentingan pihak yang jauh lebih besar dari diri dan keluarga.
Kekuasaan yang dipegang saat ini bukan semata-mata karena kemampuan diri sendiri, tetapi ada harapan dan kepercayaan yang disematkan oleh banyak orang. Kepercayaan ini setipis porselen yang harus dijaga baik-baik agar tidak pecah.
Pemimpin perlu lebih sering memeriksa code of conduct-nya sebagai pemimpin. Ia perlu secara spesifik memperhatikan kebiasaannya satu per satu dan memperingatkan dirinya akan batasan-batasan.
Bila ada rencana untuk mengintervensi, tanyakan berulang kali apakah hal ini memang penting untuk dilakukan. Disiplin dan kebiasaan baik yang telah membawanya hingga mencapai posisi sekarang justru harus semakin diperkuat.
“Mereka yang memiliki kekuasaan sejati membaginya, sementara mereka yang haus kekuasaan menyalahgunakannya.” – Royalton Ambrose
EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM
Diterbitkan di Harian Kompas Karier 11 November 2023