Pasang Surut Bisnis Tak Terelakkan, Hindari Kesalahan Umum

Genap sudah satu tahun, ShopeePay Talk, sebuah platform diskusi interaktif bulanan yang diinisiasi oleh ShopeePay untuk membahas berbagai topik ringan, trendy dan insightful, telah hadir menemani perjalanan pelaku bisnis tanah air dengan menggandeng berbagai narasumber inspiratif dari beragam industri bisnis.

Memahami kesulitan membangun bisnis terutama bagi para pebisnis yang baru berkecimpung di dunia bisnis, ShopeePay Talk kali ini secara khusus mengangkat tema Pasang Surut Pebisnis Pemula.

Ansari Kadir, CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi, Anton Hermawan Sugondo, Founder dan Owner Panama Sandals, dan Raymond Chin, CEO & Co-Founder Ternak Uang, turut berbagi kisah pasang surut bisnis mereka serta strategi merancang manajemen risiko untuk meminimalisir kegagalan dalam berbisnis. 

Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay mengungkapkan, “Sejalan dengan upaya kami untuk mendukung berbagai bisnis di Indonesia bertumbuh bersama, kami memahami bahwa tak sedikit pelaku bisnis yang mengalami kegagalan terutama di masa-masa awal mereka merintis bisnisnya. Itulah sebabnya di episode ShopeePay Talk kali ini, kami bersama dengan para narasumber inspiratif ingin mengupas tuntas strategi menghadapi situasi pasang surut bahkan kegagalan dalam dunia bisnis.”

“Meskipun kegagalan bisnis tak terelakkan, kami ingin mendorong para pebisnis pemula untuk mencoba meminimalisir kegagalan tersebut dengan mengkaji kembali kesalahan umum dalam berbisnis dan merancang strategi untuk mengantisipasinya.”

Sambutan dari Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay membuka acara ShopeePay Talk.

(atas-bawah) Ansari Kadir, CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi; Anton Hermawan Sugondo, Founder dan Owner Panama Sandals; dan Raymond Chin, CEO & Co-Founder Ternak Uang

Dalam menjalankan bisnis, usaha untuk mencapai kesuksesan berbisnis memang bukanlah hal yang mudah. Jam terbang dalam menjalani bisnis terkadang juga tidak dapat menjadi sebuah jaminan kesuksesan.

Para pebisnis dengan jam terbang tinggi sekalipun tidak bisa luput dari situasi pasang surut maupun risiko kegagalan berbisnis. Belajar dari kesalahan para pebisnis lainnya adalah salah satu upaya efektif yang dapat dilakukan para pebisnis pemula agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam bisnis mereka.

Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum dalam berbisnis yang dapat dihindari oleh para pebisnis pemula:

Ingin meraih kesuksesan secara instan

Tidak ada kesuksesan yang dapat terjadi dalam waktu satu malam. Membangun kesuksesan bisnis membutuhkan waktu yang panjang dan juga proses yang berliku. Banyak pebisnis yang ingin meraih kesuksesan secara instan dengan mencoba menempuh berbagai jalan pintas, sehingga tak jarang jika mereka akhirnya menjadi tidak fokus lagi pada tujuan awal mereka membangun bisnis.

Ansari Kadir, CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi menuturkan, “Di masa-masa awal berbisnis, saya ingin cepat meraih keuntungan dengan mendirikan beberapa bisnis sekaligus yang mengakibatkan saya tidak berfokus pada satu bisnis sehingga tidak ada yang berhasil. Pengalaman tersebut akhirnya mengajarkan saya mengenai pentingnya fokus untuk mengembangkan sebuah bisnis terlebih dahulu dan tidak terburu-buru melakukan ekspansi atau membuat bisnis baru. Fokus dan menjadi hebat itu bukan datang dari orang lain, tapi dari diri sendiri.”

“Jadi selalu hargai setiap proses, tetap fokus dan konsisten dalam menjalankan komitmen serta melakukan eksekusi dengan baik. Niscaya, kita dapat membangun pondasi bisnis yang lebih kuat dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Prinsip inilah yang selalu saya pegang teguh mulai dari saya mulai mendirikan Sang Pisang hingga melebarkan berbagai bisnis lainnya yang ada di bawah naungan PT Harapan Bangsa Kita.”

Ikut-ikutan tren semata, bukan menjawab kebutuhan

Tren memang menarik perhatian pasar, namun keberadaan sebuah tren biasanya hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis. Membangun bisnis yang hanya sekadar berlandaskan mengikuti tren terkini umumnya sulit berkembang bahkan dapat gulung tikar saat tren tersebut sudah meredup. 

Anton Hermawan Sugondo, Founder dan Owner Panama Sandals menambahkan, “Bisnis kentang goreng Belgia yang saya dirikan sebelum membangun Panama Sandals menjadi sebuah contoh nyata bahwa bisnis karena tren semata sulit untuk berkembang.”

“Berangkat dari kisah tersebut, saya belajar bahwa mendirikan bisnis memerlukan riset pasar yang matang sebagai landasan untuk lebih mengenal target pasar yang ingin kita sasar dan memberikan solusi yang dapat menjawab kebutuhan pasar. Ketimbang menjadikan tren sebagai dasar utama dalam berbisnis, pebisnis dapat menggunakan tren yang ada untuk melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman. Di Panama Sandals sendiri, kami berusaha memaksimalkan tren pemanfaatan digital dalam kehidupan sehari-hari terutama di tengah pandemi dengan menyediakan pembayaran digital seperti ShopeePay.”

Kurang kesiapan menghadapi risiko bisnis

Terlepas dari semua persiapan yang matang dalam membangun bisnis, seorang pebisnis tidak akan dapat terhindar dari risiko berbisnis. Berani memulai bisnis berarti harus siap mengantisipasi dan menghadapi berbagai risiko bisnis yang siap menerjang dengan strategi manajemen risiko. Namun faktanya, banyak pebisnis yang terkadang hanya memandang manajemen risiko sebelah mata.

“Salah satu faktor utama yang membuat beberapa bisnis saya sebelumnya gagal adalah kurangnya persiapan strategi manajemen risiko. Saya hanya berpikir bahwa saat mulai bisnis pasti bisa sukses, padahal ada risiko kegagalan yang tidak bisa saya hindari. Itulah mengapa para pebisnis pemula harus menyiapkan strategi menghadapi risiko bisnis yang ada di depan mereka dengan menyiapkan perencanaan bisnis. Para pebisnis bisa membuat perencanaan bisnis yang sederhana tapi solid dengan fokus pada tiga hal utama yaitu produk, pemasaran, dan operasional. Fokus menentukan unique selling points dari produk atau jasa bisnis, tentukan saluran pemasaran yang tepat dan buat strategi mulai dari cara menjaga operasional bisnis hingga menghadapi kegagalan bisnis. Perencanaan bisnis inilah yang juga menjadi dasar yang saya terapkan dalam mengembangkan Ternak Uang bersama dua rekan saya lainnya,“ tutup Raymond Chin, CEO & Co-Founder Ternak Uang.

ShopeePay Talk akan terus dihadirkan setiap bulan dengan tema-tema yang menarik untuk berdiskusi dan berbagi informasi dari perspektif bisnis secara ringan, trendy, dan insightful. Nantikan ShopeePay Talk episode berikut dengan tema dan narasumber menarik lainnya.

Unduh aplikasi Shopee secara gratis melalui App Store atau Google Play dan segera aktifkan ShopeePay.

Missoni dan The Ritz-Carlton Hadirkan Missoni Resort Club Eksklusif di Bali

Perpaduan Desain Ikonik Italia dengan Keanggunan The Ritz-Carlton di Tepi Pantai Bali yang Menakjubkan Missoni...

Perkembangan AI di Indonesia: Tren, Tantangan, dan Masa Depan

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah salah satu teknologi yang berkembang pesat di...

Crypto Narrative dan Masa Depan Kripto: Apa yang Bisa Kita Harapkan di 2025?

Crypto narrative adalah cerita, ide, atau kepercayaan yang mendorong tren di dunia kripto. Narasi...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here