Pelaku Industri Data Centre Memimpin Tuntutan untuk Standar Ukuran Dampak Lingkungan yang Lebih Ketat

Penggunaan daya tidak memberikan gambaran lengkap mengenai dampak lingkungan data centre; menurut laporan terbaru oleh Cushman & Wakefield, trinitas pengukuran yang juga meliputi penggunaan air dan emisi karbon, harus menjadi standar baru

Seiring dengan meningkatnya permintaan atas data centre, demikian juga dampak permintaan ini terhadap lingkungan. Namun, beberapa pemimpin industri menyerukan ‘trinitas’ pedoman pelaporan yang lebih ketat untuk membantu meminimalkan jejak lingkungan dari kelas aset yang sedang berkembang ini.

Laporan terbaru dari Cushman & Wakefield mengenai Energy, Water, Carbon: A New Trinity for Measuring Data Centre Sustainability, merupakan panggilan agar penggunaan air, dan emisi karbon selain penggunaan daya juga diukur untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai dampak lingkungan dari data centre yang sebenarnya.

Power Usage Efficiency (PUE) – pengukuran tradisional atas keberlanjutan data centre– dihitung dengan membagi total daya dari fasilitas dengan energi yang digunakan oleh peralatan IT. Carbon Usage Effectiveness (CUE) mengukur karbon emisi dari data centre saat efisiensi penggunaan air atau Water Usage Efficiency (WUE) melacak berapa banyak air yang digunakan untuk pendinginan dan kebutuhan operasional lainnya.

Industri data centre telah membuat kemajuan signifikan untuk PUE selama beberapa tahun terakhir; rata-rata industri telah turun sekitar 2,5 pada tahun 2007 menjadi 1,5 saat ini.

Tetapi keterbatasan dalam mengukur hanya daya, menjadi semakin jelas seiring dengan perkembangan industri, kata moderator webinar dan Managing Director, Data Centres & New Initiatives India di Cushman & Wakefield, Vivek Dahiya.

“Mencapai PUE yang lebih rendah sangat bergantung terhadap geografi dan iklim dari lokasi data centre. Hal tersebut mudah untuk dicapai di bagian atas belahan bumi utara namun sangat sulit di dekat khatulistiwa di mana lebih banyak daya yang diperlukan untuk pendinginan.”

Dahiya mengatakan bahwa operator data centre secara bertahap beradaptasi untuk mengakomodasi standar lingkungan yang semakin ketat dari investor dan penghuni.

“Investor, operator dan penghuni data centre masing-masing memiliki ambisi Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) mereka sendiri. Tantangan bagi industri ini sekarang adalah untuk terus meningkatkan standar dasar untuk memastikan bahwa semua persyaratan dapat diakomodasi di bawah satu atap. Daya tahan dari sebuah kolokasi data centre hanya sama dengan daya tahan dari klien nya yang paling rentan.”

Co-head of Sustainability Services dari Cushman & Wakefield di Tiongkok Raya, Alton Wong mengatakan bahwa sementara beberapa operator mengetahui standar pengukuran CUE dan WUE, hanya sedikit yang mengadopsinya.

“Selama kita melihat peningkatan digitalisasi dari semua hal, mulai dari perbankan, manufaktur hingga komunikasi dan media, permintaan akan data centre akan terus bertumbuh. Satu-satunya cara untuk menjamin masa depan dari sektor ini adalah dengan memastikan standar peraturan berjalan dengan kecepatan yang sama. Trinitas adalah langkah ke arah yang benar.”

Port Academy Cetak Tenaga Kerja Profesional di Sektor Bongkar Muat

Port Academy, sebagai lembaga pelatihan terkemuka di Indonesia, telah berhasil mencetak ratusan tenaga kerja...

Perkuat Kerja Sama Maritim: Kunjungan INS Mysore ke Indonesia

Dalam rangka mempererat persahabatan dan kerja sama maritim, Laksamana Dinesh K. Tripathi, Kepala Staf...

Pabrik Trafo Bambang Djaja: Mengapa Menjadi Pilihan Utama di Industri?

Pabrik Trafo Bambang Djaja adalah pemimpin dalam industri trafo di Indonesia, dikenal karena kualitas...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here