Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Nama besar Jenderal Hoegeng Iman Santoso yang terus melegenda sampai sekarang bila kita bicara soal integritas bukanlah tanpa sebab. Beragam kisah mengenai komitmennya untuk menegakkan integritas beredar di berbagai kalangan.
Hoegeng pernah meminta sang istri untuk menutup toko kembangnya, sehari sebelum Hoegeng dilantik menjadi Dirjen Imigrasi karena khawatir akan ada konflik kepentingan dari orang-orang yang memesan bunga di toko istrinya. Hoegeng juga menolak keinginan anak laki-lakinya yang ingin masuk Akabri ketika Hoegeng masih menjadi Kapolri.
Kekerasan hati Hoegeng diteruskan sampai ia dipensiundinikan pada usia 49 tahun akibat usahanya membongkar kasus Sum Kuning. Kasus ini diduga kuat melibatkan anak-anak pejabat negara.
Mendengarkan kisah tentang Hoegeng, membuat kita sadar bahwa cerita kepahlawanan seharusnya bukan hanya ada di buku-buku bacaan. Terlalu sering kita mendengarkan berita mengenai peraturan yang bisa dengan mudah diubah justru oleh para petugas yang diharapkan menjadi garda penjaganya.
Begitu apatis kita mendengar kasus anak-anak tokoh publik yang dengan mudah lolos dari jeratan hukum berkat kekuasaan dan harta orangtuanya
Ada masanya ketika kita begitu terbiasa dengan selipan-selipan amplop ketika ingin mengurus sesuatu di instansi pemerintahan sampai hal ini pun sudah dianggap sebagai kenormalan.
Kita pun hanya bisa terperangah melihat pejabat korup yang tertangkap malah memohon doa agar kuat menghadapi cobaannya.
Beragam kasus pelanggaran yang sudah dimaklumi ini membuat kita menjadi galau. Apakah aturan, norma, dan etika masih bisa dijadikan pegangan hidup?
Dalam dunia profesi, kita pun mengenal kode etik yang dipegang para profesional. Dokter tidak boleh mengiklankan diri di bidang kesehatan, apalagi mendiskreditkan kualifikasi sejawatnya.
Mereka memiliki kewajiban untuk memberikan sejelas-jelasnya informasi kepada pasien dan keluarganya segala tindakan yang akan dilakukan, lengkap dengan konsekuensi yang mungkin terjadi akibat dari tindakan tersebut.