Mengatasi Tantangan Perekrutan dan Retensi dengan Komitmen Keberagaman
Tantangan yang signifikan bagi organisasi selama ini adalah menemukan dan mempertahankan pekerja yang tepat untuk mengisi posisi keamanan yang penting dari spesialis keamanan cloud hingga analis SOC. Laporan menemukan bahwa 60 persen pimpinan mengakui bahwa organisasi mereka berjuang keras melakukan perekrutan dan 52 persen mengalami kesulitan mempertahankan tenaga ahli.
Di antara tantangan-tantangan proses mencari tenaga kerja adalah perekrutan tenaga kerja perempuan, lulusan baru, dan warga minoritas. Secara global, 7 dari 10 pimpinan organisasi melihat perekrutan tenaga kerja perempuan dan lulusan baru sebagai hambatan paling tinggi, dan 61 persen mengatakan mempekerjakan warga minoritas, selama ini, menemui tantangan. Karena organisasi ingin membangun time yang lebih mampu dan beragam, 89 persen perusahaan global memiliki tujuan keberagaman pekerja yang eksplisit sebagai bagian dari strategi perekrutan berdasarkan hasil laporan.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa 75 persen organisasi memiliki struktur formal untuk merekrut secara khusus lebih banyal tenaga kerja perempuan, dan 59 persen organisasi memiliki strategi untuk mempekerjakan warga minoritas. Selain itu, 51 persen organisasi memiliki program untuk mempekerjakan para veteran.
Survei ini dilakukan pada lebih dari 1,200 pembuat keputusan bidang IT dan keamanan siber dari 29 lokasi berbeda. Responden berasal dari berbagai industri, termasuk teknologi (28%), manufaktur (12%), dan jasa keuangan (10%).