HAJI merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan jika mampu. Sampai dengan bulan Oktober 2018, tercatat ada sekitar 3,9 juta calon jemaah haji dengan masa tunggu yang beragam.
Angka tersebut terhitung rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Hal ini dikarenakan kesiapan finansial untuk ongkos naik haji (ONH) yang belum menjadi prioritas.
“Dengan edukasi pentingnya perencanaan tabungan haji sejak dini, masyarakat Indonesia dapat mulai merencanakan tabungan haji mereka tanpa mengesampingkan prioritas lainnya,” ujar Herry Hykmanto selaku Direktur Operasional & Syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Prita Ghozie selaku pakar perencanaan keuangan menjelaskan bahwa persiapan tabungan haji sebaiknya memang sedari dini mengingat pentingnya segala persiapan untuk menunaikan ibadah haji di antaranya fisik dan kesehatan yang baik selain faktor kesiapan finansial.
Bahkan tabungan haji bank danamon ini sudah bisa dimulai semenjak anak menginjak usia 6 tahun.
Menurut Prita Ghozie, untuk menunaikan haji sebaiknya kita sudah memiliki rencana yang matang baik itu secara fisik maupun kebutuhan lainnya diantaranya adalah mempersiapkan segala kebutuhan untuk orang-orang yang akan ditinggalkan berhaji seperti keperluan untuk anak-anak bagi yang sudah berkeluarga. Oleh karena itu perencanaan haji sebaiknya dimulai sedini mungkin untuk persiapan kesehatan dan keperluan finansial yang baik. Jika dimulai sejak dini maka akan lebih mudah mempersiapkan segala hal termasuk mempunyai cadangan finansial.
Bank Danamon meluncurkan produk perencanaan tabungan haji sejak dini yang sangat fleksibel dan memudahkan masyarakat, bahkan tabungan haji ini sudah bisa dimulai semenjak anak menginjak usia 6 tahun.
Masih menurut Prita Ghozie, perencanaan harus dilakukan dengan baik dan dimulai sejak seseorang memiliki penghasilan. Salah satu cara terbaik adalah dengan menyisihkan penghasilan secara berkala agar tidak terasa berat.