“Dengan program ‘Pesantren Sehat Lifebuoy’, dari Unilever bekerjasama dengan Kemenag RI ini, sangat membantu dalam menumbuhkan minat dan perhatian santri terhadap kebersihan dan kesehatan,” Gus Ali menambahkan.
Program Pesantren Lifebuoy dibagi menjadi dua tahap:
Pemilihan Duta Santri sebagai peer educator dan bersama dengan PDUI akan memberikan Duta Santri pelatihan PHBS melalui CTPS. Hal ini menjadi penting karena salah satu faktor kesuksesan peer-to-peer learning adalah kompetensi dan kapabilitas dari peer educator. Melalui pelatihan ini, duta santri akan memahami pentingnya CTPS dan bagaimana cara melakukan CTPS dengan baik dan benar.
Tahap berikutnya, Duta Santri akan kembali ke pesantren untuk dapat memulai melakukan Gerakan 21 Hari Pembiasaan CTPS bersama santri/santriwati lainnya. Hal ini dilakukan karena menurut teori peer-to-peer learning, edukasi melalui peer educator yang kompeten terbukti lebih efektif dibandingkan dengan edukasi guru-siswa pada umumnya.
“Dengan dilaksanakannya program Pesantren Sehat Lifebuoy di Semarang, kami berharap dapat melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat. Sepanjang 2024, program serupa akan berjalan di berbagai kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Makassar, Bengkulu, dan Padang,” kata Erfan Hidayat.