PR vs Iklan: Mengapa Publisitas Selalu Lebih Berharga?

Oleh Jojo S. Nugroho

Helping Companies in Crisis Communication, Asesor for Public Relations Certification, and Lecturer at UI

Kalau harus memilih antara iklan mahal atau publisitas yang meyakinkan, mana yang lebih efektif untuk membangun reputasi merek Anda? Sir Richard Branson, miliarder pemilik Virgin, menjawab: publisitas. Kenapa? Karena ia memiliki kekuatan yang iklan tidak pernah bisa saingi.

“Publisitas jauh lebih efektif daripada iklan di halaman depan,” kata Sir Richard Branson. Alasannya sederhana: iklan adalah sesuatu yang Anda bayar untuk menyampaikan pesan Anda, sedangkan publisitas datang dari orang lain, yang berarti kredibilitasnya lebih kuat. Itulah yang dikenal dengan istilah earned media—media yang Anda dapatkan, bukan beli.

Namun, bagi banyak bisnis, memahami perbedaan antara PR (Public Relations) dan periklanan masih jadi tantangan. 

Ada mitos bahwa PR dan iklan adalah hal yang sama atau saling menggantikan. Padahal, keduanya memiliki fungsi yang sangat berbeda.

Pikirkan seperti ini: iklan adalah panggung megah yang Anda bangun sendiri untuk memamerkan produk, sementara PR adalah ketika orang lain berbicara tentang Anda di atas panggung mereka. Dalam era yang penuh skeptisisme terhadap pesan-pesan iklan, PR muncul sebagai pendekatan yang lebih meyakinkan.

Ambil contoh iklan produk kecantikan. “Kulit cerah dan bercahaya dalam 15 hari!” adalah janji manis yang sering muncul di iklan-iklan. Tetapi, seiring waktu, masyarakat mulai menyadari bahwa janji itu tidak lebih dari sekadar gimik. Kini, mereka lebih percaya pada rekomendasi teman, ulasan jurnalis, atau cerita yang mereka baca di media. 

Sama halnya dengan restoran; meskipun restoran mahal penuh iklan, banyak orang lebih memilih tempat sederhana yang direkomendasikan dari mulut ke mulut.

PR juga lebih efektif dalam menciptakan sensasi. Sebuah iklan besar di surat kabar bisa gagal memancing rasa ingin tahu, tetapi ulasan menarik dari seorang jurnalis di media ternama bisa langsung membuat orang penasaran. Kenapa? Karena khalayak tahu iklan dibuat untuk menjual sesuatu, sedangkan cerita dari jurnalis terasa lebih netral dan kredibel.

Selain itu, PR menawarkan jangkauan yang lebih luas dibandingkan iklan. Bayangkan Anda memasang iklan di surat kabar dengan 10.000 pembaca. Hanya itu jangkauannya. Tapi dengan siaran pers, cerita Anda bisa dimuat di berbagai platform—dari surat kabar, majalah, portal online, hingga blog dan podcast. Jika cerita Anda cukup menarik, audiens akan membagikannya, menciptakan efek viral yang tak bisa dicapai oleh iklan.

Berhasil Menghasilkan 35.000 Sertifikasi Prakerja, PINTAR Jadi Solusi Pembelajaran di Era Modern

Jakarta - PINTAR, sebagai platform edukasi digital terkemuka di Indonesia, terus menunjukkan komitmennya dalam...

Juara Holding Group Tetapkan Standar Baru Industri dengan Peluncuran Integrated Business Ecosystem 2025 Plan

Juara Holding Group, pemimpin inovatif dalam industri pariwisata dan layanan mewah, dengan bangga mengumumkan...

Mahasiswa Fashion Program School of Design BINUS University Berhasil Raih Penghargaan di Grand Final Fashion Design Contest YouC1000

Jakarta, 23 November 2024 – Fashion Design Contest yang diselenggarakan oleh YouC1000 di Grand Atrium...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here