Langkah-langkah konservasi air mencakup penggunaan perlengkapan beraliran rendah untuk mengurangi penggunaan air, sistem pemanenan air hujan untuk keperluan lansekap dan non-portable, serta sistem daur ulang air abu-abu yang mengolah dan menggunakan kembali air untuk irigasi dan flush toilet.
Penggunaan bahan fokus pada keberlanjutan dengan menggabungkan bahan daur ulang, bekas, atau cepat terbarukan, pengadaan bahan lokal untuk mengurangi emisi transportasi, dan praktik penggunaan bahan yang efisien serta daur ulang selama konstruksi untuk meminimalkan limbah.
Kerangka Regulasi untuk Konstruksi Berkelanjutan di Indonesia
Indonesia telah menerapkan beberapa regulasi untuk memajukan praktek konstruksi berkelanjutan. Langkah-langkah kunci termasuk Kode Bangunan Hijau, yang menetapkan standar untuk efisiensi energi, konservasi air, dan penggunaan bahan dalam bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan.
Selain itu, persyaratan penilaian dampak lingkungan memastikan bahwa proyek konstruksi mempertimbangkan dan mengurangi jejak lingkungan mereka sebelum pelaksanaan.
Kepatuhan terhadap konstruksi berkelanjutan di Indonesia melibatkan dua persyaratan utama. Pertama, izin bangunan memerlukan kepatuhan terhadap kode bangunan lokal yang mengintegrasikan pedoman keberlanjutan untuk memastikan proyek memenuhi standar lingkungan.
Kedua, proyek diharuskan menjalani Penilaian Dampak Lingkungan (EIA) untuk mengidentifikasi dan mengurangi potensi dampak lingkungan sebelum konstruksi dimulai, mendorong praktik berkelanjutan dan meminimalkan jejak ekologi.
Pendaftaran Perusahaan Konstruksi di Indonesia
Mendaftarkan perusahaan konstruksi di Indonesia sangat penting karena memastikan kepatuhan hukum dan memberikan akses ke berbagai manfaat. Ini memungkinkan perusahaan mematuhi regulasi lokal, termasuk standar keberlanjutan, sehingga meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan.