Rasa Kesepian, Epidemi di Tempat Kerja yang Tidak Disadari

Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob

Seorang eksekutif di industri farmasi baru saja mendapat jabatan yang menantang. Setelah enam bulan bekerja, ia merasa kehilangan motivasi. Awalnya ia mengira tidak menyukai pekerjaannya. Namun, setelah menyelidiki lebih dalam, ia menyadari bahwa masalah utamanya adalah rasa kesepian.

“Saya menghadiri banyak pertemuan dan berkenalan dengan banyak orang serta rekan kerja, tapi belum merasa benar-benar terhubung dengan mereka,” katanya.

Ternyata bukan jumlah interaksi yang penting, melainkan kualitas dari hubungan yang terjalin. It’s lonely at the top, pepatah yang sering kita dengar karena semakin tinggi posisi kita, semakin terbatas teman yang dapat kita ajak bicara dari hati ke hati, bebas dari penilaian. Setengah dari para CEO melaporkan merasa terisolasi dalam peran mereka.

Seorang karyawan lain menyaksikan rekan-rekannya berbicara penuh semangat tentang akhir pekan mereka. Meski sangat ingin menjadi bagian dari percakapan itu, ia merasa tak mampu mendekati kelompok tersebut karena merasa bukan bagian dari mereka. Ia pun mencoba mengabaikan perasaan terisolasinya, tapi rasa cemas dan tertekannya semakin kuat hingga berdampak pada kinerjanya.

Banyak organisasi mendorong karyawannya kembali bekerja di kantor agar memiliki interaksi yang lebih kuat dengan rekan kerja. Namun, berada seharian di kantor dengan setiap mata menatap layar komputer masing-masing dapat membuat seseorang merasa terasing di tengah keramaian.

Pada kenyataannya, kita menghabiskan sebagian besar waktu bersama dengan rekan kerja, tapi apakah mereka benar-benar tahu apa yang kita pedulikan? Apakah mereka memahami nilai-nilai kita? Apakah mereka berbagi dalam kesenangan dan kesulitan bersama dengan kita?

Kesepian di tempat kerja menjadi fenomena yang semakin sering ditemui. Meskipun kita hidup pada era teknologi yang sangat terhubung, tingkat kesepian justru meningkat.

Vivek Murthy dalam tulisannya, Work and the Loneliness Epidemic, menyampaikan, kesepian tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi dapat berdampak serius pada produktivitas bisnis.

XRP Hadapi Tekanan Jual: Apa yang Memicu Penurunan Harga?

Pasar kripto sedang memperhatikan XRP dengan cermat, karena tanda-tanda penurunan harga semakin jelas. Aliran...

Ekonomi AS Menguat, Token AI Pimpin Rebound di Pasar Aset Kripto

Alternatif aset kripto yang dikenal sebagai altcoin, mengalami kenaikan signifikan pada pasar aset digital...

ETF Bitcoin: Peluang dan Risiko yang Harus Diketahui Investor

Mungkin kamu sudah sering mendengar tentang Bitcoin, aset kripto yang sangat populer di kalangan investor...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here