Reputasi

Kita tidak bisa mengendalikan pendapat orang, tetapi bisa memengaruhi persepsinya melalui perbuatan dan kata-kata kita.

Evolusi identitas

Identitas kita sebagai manusia merupakan gabungan pengalaman antara bayangan kita mengenai siapa diri kita dan apa yang kita representasikan ketika kita berhubungan dengan orang lain. Reputasi ini tentunya tidak terjadi dalam sekejap. Kita perlu membentuknya dalam proses yang cukup panjang melalui tempaan hidup sehari-hari. Good reputations are earned slowly and lost quickly. One major blunder outweighs many contributions.

Perusahaan tempat kita bekerja tentunya memiliki andil dalam reputasi kita, apalagi bila lembaganya cukup bergengsi. Namun, bagaimana mengelola identitas kita dalam tingkah laku keseharian, juga akan semakin memperkuat ataupun melemahkan reputasi organisasi tempat kita bekerja tadi.

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan. Pertama, pelajari dengan seksama apa reputasi kita. Banyak perusahaan menyelenggarakan umpan balik 360 derajat yang bertujuan untuk memberikan masukan kepada individu mengenai reputasinya. Ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, bisa saja, ada yang mempertanyakan obyektivitasnya. Di sini, perlu kita ingat bahwa pendapat orang lain adalah sah menurut kacamata mereka.

Kedua, tentukan identitas yang memang ingin kita miliki. Nilai apa yang mau kita tampilkan. Ada orang yang ingin terlihat mentereng, sebaliknya ada yang ingin kelihatan minimalis. Apa yang kita junjung tinggi akan memperkuat reputasi kita ketika ini diartikulasikan dengan baik dan dapat diimplementasikan sesuai dengan makna dari nilai tersebut.

Reputasi seperti ini tidak bisa hanya kita angankan lalu terjadi begitu saja. Kita perlu menyusun strategi untuk mencapainya. Selain itu, tanyakan pada diri sendiri mengapa reputasi ini penting bagi kita agar kita dapat menelusuri kekuatan dan hal yang masih perlu digerakkan dalam diri kita untuk mencapai identitas tersebut.

Identitas kita adalah cerita mengenai diri kita. Cerita ini haruslah genuine, tidak bisa dibuat-buat, karena episode demi episode hidup kita akan menjadi saksinya. Orang akan melihat ketika perilaku ternyata tidak cocok dengan apa yang kita angankan. Be who you say you are.

Kita juga perlu mengingat bahwa kita tidak bisa selalu konsisten. Bila pada suatu hari Anda sadar telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai yang ingin ditampilkan ini, secepat mungkin lakukan tindakan korektifnya.

Terakhir, kita juga perlu melihat bahwa orang lain pun juga ingin “bersinar”. Dengan memberi ruang kepada orang lain untuk tampil, justru reputasi kita akan mendapat nilai tambah yang positif. Build bridges that unify.

EXPERD, HR Consultant/Konsultan SDM

Waspadai Ciri-Ciri Penyakit Sifilis pada Wanita

Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini...

5 Cara Meningkatkan Kompetensi Karyawan di Era Digital

Perlu cara yang lebih efektif untuk bisa bersaing dengan kompetitor di era digital yang...

Palapa Semarakkan Gelaran Mulung Fest 2024, Bagikan Airdrop Hingga 10.000 $PLPA

Palapa Semarakkan Gelaran Mulung Fest 2024, Bagikan Airdrop Hingga 10.000 $PLPA

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here