Nikmat, pahit, sedikit asam, terjaga. Apakah ini definisi Anda tentang kopi robusta? Anda benar.
Robusta adalah jenis kopi yang diperoleh dari tanaman dengan nama Latin Coffea conephora.Tanaman ini pertama kali ditemukan di Kongo pada 1898. Pohon kopi robusta dapat tumbuh di wilayah dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Cakupan wilayah yang dapat ditumbuhi kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika.
Tanaman kopi robusta terkenal kuat dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Perawatan tanaman relatif mudah, sehingga kopi robusta banyak ditanam di berbagai wilayah. Wilayah di Indonesia yang terkenal dengan produksi kopi robustanya adalah Aceh, Tapanuli, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Bali.
Tanaman kopi robusta berdaun lebar, memanjang, dan pangkalnya bulat. Daun kopi robusta rimbun. Setelah berbunga, tanaman ini menghasilkan buah berbentuk bulat telur, berbiji dua, dengan tingkat produksi yang tinggi.
harga murah dan citarasa asam yang lebih tipis ini, kopi robusta menjadi pilihan sebagian besar masyarakat.
Citarasa kopi robusta cenderung lebih pahit daripada kopi arabika, namun rasa asamnya lebih tipis. Kadar kafein pada kopi robusta lebih tinggi daripada kopi arabika. Anda mungkin pernah mendengar bahwa kopi robusta adalah kopi kelas dua. Pada kenyataannya, memang umumnya harga kopi robusta lebih rendah daripada kopi arabika. Dengan rendahnya harga dan citarasa asam yang lebih tipis ini, kopi robusta menjadi pilihan sebagian besar masyarakat.
Meskipun harganya relatif lebih rendah dari kopi arabika, kopi robusta tetap dapat dimaksimalkan dengan pemanenan dan pengolahan yang baik.
Pemanenan kopi yang terbaik dilakukan ketika buah kopi telah berwarna merah. Buah siap petik ini disebut juga red cherry. Pemetikan dilakukan secara manual dengan tangan. Oleh karenanya, dibutuhkan banyak tenaga manusia secara kontinu selama masa panen.
Kebutuhan ini disebabkan pada segerombol buah kopi matangnya tidak bersamaan. Sebagian sudah berwarna merah, namun sebagian yang lain masih hijau. Oleh karena itu pemanenan perlu dilakukan secara kontinu, bergilir dari satu batang ke batang yang lain dan diulang setiap hari selama masa panen.
Buah yang telah dipanen tidak dapat langsung diubah menjadi bubuk kopi. Biji kopi yang diinginkan harus dipisahkan terlebih dahulu dari kulitnya. Pemisahan kulit buah kopi dapat dilakukan dengan metode pengeringan maupun metode penggilingan mesin. Penggilingan dengan mesin dapat menghasilkan biji kopi yang lebih bersih sekaligus memiliki citarasa lebih baik akibat fermentasi singkat selama digiling.
Metode pemisahan dengan pengeringan lebih mudah dilakukan karena hanya membutuhkan wadah lebar dan tempat yang aman. Namun metode ini menghasilkan biji dengan citarasa yang kurang baik, serta membutuhkan waktu lama karena bergantung pada kondisi cuaca.
Apapun metode penyajian yang dipilih, kopi robusta tetap dapat dikenali dari citarasanya yang khas.
Setelah diperoleh biji kopi, biji dikeringkan. Setelah biji kopi kering, biji kopi dapat langsung dipanggang. Pemanggangan biji kopi dilakukan dengan alat pemanggang atau dapat pula disangrai dalam wajan di atas kompor. Lamanya pemanggangan bergantung pada selera dan kebutuhan.
Namun yang umum dilakukan adalah penyangraian hingga warnanya cokelat tua. Tingkat kematangan ini menghasilkan citarasa kopi yang nikmat dan rasa pahitnya lebih tipis. Setelah disangrai, biji dapat digiling untuk mendapatkan bubuk kopi.
Anda dapat menikmat kopi robusta dengan berbagai cara. Kopi tubruk, latte, cold brew, sampai berbagai jenis campuran kopi dengan bahan lain.
Apapun metode penyajian yang dipilih, kopi robusta tetap dapat dikenali dari citarasanya yang khas. Kopi ini juga cocok untuk Anda yang ingin terjaga lebih lama. Namun, bila tidak menghendaki terjaga tapi tetap ingin menikmati robusta, gunakan metode penyajian dengan berbagai bahan campuran. (Burhan Abe)