Rokok dan Hipertensi, Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung dan Kardiovaskular

Di bulan Mei tiap tahunnya ada dua peringatan kesehatan yaitu Hari Hipertensi Sedunia dan Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Tema global yang diusung masing-masing peringatan ini adalah “Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer” atau “Ukur tekanan darah Anda secara akurat, kendalikan, hidup lebih lama” dan “We need food, not tobacco” atau “Kita membutuhkan makanan, bukan tembakau”

Sebagaimana yang telah banyak diketahui bahwa penyakit jantung masih menjadi salah satu penyakit mematikan di urutan teratas bukan saja global tapi juga di Indonesia. Rokok dan hipertensi menjadi beberapa faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan kardiovaskular.  

Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya penyakit jantung koroner (PJK). Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.

Peningkatan prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan pola hidup dan perilaku masyarakat seperti merokok, minum alkohol, makan makanan berlemak, kurang konsumsi buah dan sayur, stres, dan aktivitas fisik rendah. 

PJK atau Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit kardiovaskular yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas tertinggi pada kelompok penyakit tidak menular baik di dunia maupun di Indonesia.

Salah satu faktor perilaku tidak sehat yang sering dikaitkan dengan kejadian penyakit jantung koroner adalah kebiasaan merokok dan gaya hidup yang tidak sehat. 

“Penggunaan tembakau adalah salah satu penyebab utama dari kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia. Tembakau sebagai bahan utama dari rokok dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan termasuk penyakit jantung dan kardiovaskular dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Merokok juga dapat merusak lingkungan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim, menghabiskan sumber daya, dan merusak ekosistem,” ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin.

“Di sisi lain, makanan sangat penting untuk kesehatan serta kesejahteraan setiap orang. Pola makan yang sehat dapat mengurangi banyak risiko penyakit kronis juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Diet seimbang mencakup berbagai buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat,” Esti menambahkan.

Dalam peringatan Hari Hipertensi Sedunia dan Hari Tanpa Tembakau tahun ini, Yayasan Jantung Indonesia bekerjasama dengan Neo Soho Mall mengadakan rangkaian kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai faktor risiko, pencegahan, dan pengelolaan hipertensi serta meningkatkan pemahaman mengenai risiko kesehatan terkait dengan merokok serta memotivasi individu untuk memilih langkah-langkah menuju gaya hidup sehat bebas tembakau.

Mengembangkan Keahlian dan Menghadapi Tantangan: Perjalanan Candra Haikal di Dunia IT Lewat Program MSIB

Candra Haikal, mahasiswa Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, berbagi pengalaman inspiratifnya sebagai...

Allseason Diprediksi Muncul pada 2025: Inilah yang Harus Kamu Ketahui!

Fenomena Allseason diprediksi akan terjadi pada tahun 2025, menawarkan potensi kenaikan harga secara serentak...

Akademi Maritim Cirebon dan Port Academy Jalin Kerja Sama untuk Tingkatkan Kompetensi Siswa Maritim

Port Academy menjalin kerja sama dengan Akademi Maritim Cirebon untuk menyelenggarakan program pelatihan Diklat...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here