Sadar Berkontrasepsi di Tengah Pandemi

UNFPA memperkirakan lebih dari 47 juta perempuan kehilangan akses pelayanan kontrasepsi, yang menghasilkan 7 juta kehamilan tidak direncanakan akibat kurangnya akses terhadap pelayanan kontrasepsi di masa pandemi Covid-19 ini.

Di Indonesia sendiri, BKKBN menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang berlangsung selama bulan Maret 2020 hingga sekarang menyebabkan penurunan penggunaan kontrasepsi dan berdampak pada 420.000 kehamilan tidak direncanakan.

Dr. Melania Hidayat, MPH selaku UNFPA Assistant Representative dalam virtual media conference Hari Kontrasepsi Sedunia 2020 #SadarBerkontrasepsi di Tengah Pandemi yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia menjelaskan bahwa setidaknya akan ada peningkatan terhadap kehamilan tidak direncanakan secara global sebesar 11,4 juta selama 2020 -2021 apabila melalui skenario terbaik.

Namun, apabila pandemi semakin memburuk, setidaknya 20,4 juta kehamilan tidak direncanakan akan terjadi selama pandemi ini.

Sementara itu, Deputi KB KR BKKBN dr. Eni Gustina, MPH menjelaskan bahwa program KB terancam gagal selama masa pandemi ini karena beberapa hal di antaranya terbatasnya akses masyarakat menuju fasilitas kesehatan; pasangan usia subur menunda mendatangi faskes untuk mendapatkan pelayanan KB karena kekhawatiran akan tertular; hingga fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kontrasepsi tutup karena provider pelayanan KB belum sepenuhnya memiliki sarana yang diperlukan untuk mencegah penularan Covid-19.

Terlepas dari pandemi Covid-19, program KB di Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa tantangan di antaranya masih tingginya angka kematian ibu dan bayi; Menurunnya partisipasi masyarakat terhadap penggunaan kontrasepsi modern, terutama yang berada di wilayah perkotaan, dikarenakan masih banyaknya mitos tentang kontrasepsi yang beredar di masyarakat; masih tingginya angka kehamilan remaja umur 15-19 tahun; serta masih tingginya kehamilan yang tidak direncanakan dan tingginya tingkat putus pakai kontrasepsi.

Pada kesempatan yang sama, DKT Indonesia melakukan survey bersama dengan Lembaga riset independen untuk mengukur pengaruh pandemi terhadap pola konsumsi kontrasepsi khususnya untuk metode Suntik KB dan Pil KB, yang dilakukan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Head of Strategic Planning DKT Indonesia, Aditya A. Putra menjelaskan beberapa hasil dari survei tersebut, antara lain:

  •  26% Bidan menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada pemasukan klinik mereka, sedangkan 56% bidan menyatakan bahwa pandemi tidak berdampak terhadap kegiatan praktik kliniknya,
  • Jumlah layanan Suntik KB pada mayoritas Praktik Mandiri Bidan (PMB) tidak mengalami perubahan. Pada sebagian kecil responden yang mengalami penurunan layanan suntikan menyatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya daya beli konsumen, dan karena akseptor mereka takut untuk datang ke klinik,
  • Pola demand terhadap layanan suntik KB mengalami penurunan pada masa penetapan PSBB, namun sudah mulai meningkat pada periode 1-2 bulan terakhir. Secara umum tidak terjadi perubahan pola rekomendasi metode secara drastisSementara itu, responden merasa bahwa pandemi Covid-19 memberikan keuntungan bagi bisnis apotek, terutama pada segmen produk untuk peningkatan vitalitas dan daya tahan tubuh. Sedangkan 34% responden menyatakan terjadi penurunan penjualan pada masa PSBB,
  • Sebanyak 40% responden mengaku bahwa kontrasepsi menjadi salah satu item yang paling banyak dicari di apotek pada masa pandemi,
  • Adanya peningkatan frekuensi aktivitas seksual, khususnya pada kelompok usia pasangan yang lebih muda,
  • Perlu di antisipasi adanya penurunan kepesertaan KB akibat menurunnya daya beli masyarakat, serta pola distribusi dan pelayanan yang dapat mengurangi risiko penularan Covid-19, baik bagi akseptor, maupun bagi penyedia layanan (termasuk petugas apotik).

Lebih lanjut, BKKBN memberikan himbauan bagi pasangan usia subur pada masa adaptasi kebiasaan baru antara lain:

  1. Merencanakan kehamilan dengan menghindari 4 T,
  2. Tetap menggunakan kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur yang menunda/tidak ingin hamil lagi,
  3. Hubungi petugas kesehatan melalui telepon/ WhatsApp jika ada keluhan mengenai penggunaan kontrasepsi,
  4. Gunakan kondom/pil KB jika tidak memungkinkan pergi ke tempat pelayanan KB, dan gunakan KB pasca persalinan bagi Ibu yang melahirkan pada saat pandemi ini.

Solusi Kontrasepsi bagi Perempuan Modern Masa Kini

Pada kesempatan yang sama, DKT Indonesia juga secara resmi meluncurkan Pil KB Elzsa untuk menjawab kebutuhan perempuan modern masa kini yang masih ragu terhadap penggunaan kontrasepsi karena merasa takut dengan efek samping yang berkaitan dengan gaya hidup seperti kenaikan berat badan, timbulnya jerawat, dan juga menstruasi tidak teratur.

Melati Gultom, Brand Manager Pil KB Elzsa mengungkapkan, “Salah satu alasan perempuan enggan untuk menggunakan kontrasepsi adalah dikarenakan ketakutan akan efek samping yang ditimbulkan. Untuk itu, kami menghadirkan inovasi terbaru berupa Pil KB Elzsa yang mengandung hormon kombinasi Cyproterone Acetate dan juga Ethinylestradiol sebagai solusi bagi perempuan modern untuk merencanakan keluarga tanpa worry adanya efek samping.”

“Bahkan, penggunaan Pil KB ini secara teratur dapat membantu untuk menjaga keseimbangan hormon pada perempuan sehingga menstruasi lebih teratur dan juga memberikan manfaat tambahan pada kesehatan kulit.”

“Cyproterone acetate yang terdapat dalam Pil KB Elzsa dapat menghambat pengaruh androgen yang juga diproduksi perempuan sehingga dapat mengatasi penyakit yang disebabkan oleh peningkatan produksi androgen atau sensitivitas tertentu terhadap hormon-hormon ini. Selain memberikan efek kontrasepsi berupa penghambatan ovulasi dan perubahan-perubahan sekresi leher rahim, Pil KB kombinasi estrogen/progestogen juga mempunyai sifat positif yaitu siklus menstruasi menjadi lebih teratur dan nyeri menstruasi serta darah haid berkurang. Berkurangnya darah haid menyebabkan berkurangnya defisiensi zat besi,” imbuh Melati.

Selain itu, pada kesempatan ini DKT Indonesia juga memberikan donasi berupa 1.000 pcs Pil KB Andalan Laktasi kepada para Ibu menyusui di wilayah Aceh, Medan dan juga Banjarmasin melalui program ‘1.000 Kebaikan Ibu Andalan’ untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi bagi Ibu menyusui di masa pandemi di ketiga wilayah tersebut.

“Setiap Ibu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Menyusui dan keluarga berencana adalah dua bagian besar yang umumnya dipikirkan para ibu untuk membuat keluarga yang berkualitas. Namun, banyak hal yang menjadi faktor penghambat, salah satunya adalah keterbatasan akses terhadap kontrasepsi, minimnya pendidikan KB, stres dan lain-lain. Melalui program ‘1.000 Kebaikan Ibu Andalan’ kami ingin berbagi kepada Ibu menyusui di wilayah tersebut untuk memenuhi KB mereka khususnya di masa pandemi ini,” ujar Melati menutup.

BRI Ventures Semarakkan HUT ke-129 BRI melalui Penanaman Mangrove

BRI Ventures merayakan ulang tahun BRI ke-129 dengan penanaman 500 pohon mangrove di Pulau...

Elwyn.ai oleh Primeskills Raih Penghargaan di APICTA Awards 2024

Inovasi Indonesia Bersinar di BruneiElwyn.ai, platform pembelajaran berbasis AI yang dikembangkan oleh perusahaan edtech...

Kebijakan The Fed Sukses Melawan Inflasi, Pemangkasan Suku Bunga Jadi Opsi

Seperti yang kita ketahui, Komite Pasar Terbuka Federal, atau FOMC, telah mengadakan rapat pada...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here