“Desain kami bertujuan untuk menangkap esensi dari Nyepi, dengan menggunakan pencahayaan, material lokal, dan palet warna yang mengundang ketenangan serta refleksi, menciptakan ruang yang fleksibel dan terbuka untuk interpretasi pribadi,” ujar co-founder Napp Studio & Architects.
“Kami telah menerima banyak penghargaan industri atas konsep individual kami, tetapi ini pertama kalinya kami mendapat penghargaan dalam kategori desain lingkungan, yang menunjukkan bahwa pendekatan kami terhadap keberlanjutan dan penggunaan elemen lokal berada di jalur yang tepat,” tambah mereka.
Sementara itu, Knowledge Center di Saka Museum, pusat ilmu pengetahuan dan koleksi artefak bagi para seniman, peneliti, dan pelajar, dirancang dengan palet warna hangat yang terinspirasi dari elemen kayu.
Satu-satunya di Bali, Knowledge Center ini memperkuat misi Ayana Bali untuk mengapresiasi identitas budaya Bali dan mendorong keterlibatan yang lebih mendalam dengan segala aspek budaya tersebut dalam lingkungan yang modern.
Menanggapi penghargaan yang diterima Saka Museum di Kyoto Global Design Awards, Judith Bosnak, Direktur Saka Museum, menyampaikan apresiasi atas dedikasi Napp Studio & Architects dalam menghadirkan pengalaman budaya yang istimewa dan berakar pada autentisitas serta kesadaran terhadap lingkungan.
“Saka Museum telah menjadi simbol kebanggaan dan inspirasi budaya di Bali, dan kami berterima kasih kepada Napp Studio & Architects atas desain mereka yang penuh pemikiran mendalam dan keterampilan,” ujarnya.
“Penghargaan ini menjadi apresiasi atas kreativitas seluruh tim Saka Museum, sekaligus menekankan pentingnya tempat-tempat pembelajaran budaya yang ramah lingkungan, mudah diakses, dan inovatif,” tambahnya.
“Prestasi internasional yang diraih Saka Museum di tahun pertamanya menjadi bukti peran penting bahwa Saka Museum menjadi salah satu institusi budaya terdepan di Indonesia. Kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk mengembangkan desain yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia, serta mendorong para pengunjung untuk terlibat lebih dalam dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan Bali melalui pengalaman budaya yang mendalam di museum kami.”
Saka Museum menantikan pembukaan pameran-pameran baru pada Januari 2025, termasuk pengalaman imersif Nyepi, galeri warisan yang didedikasikan untuk seni material Bali, pameran yang mengeksplorasi sistem pertanian Subak yang diakui UNESCO, dan eksposisi seputar upacara Nyepi.