Meski Pandemi, Semangat Mereka Menari Tetap Tinggi
Zaman berkembang semakin modern. Arus globalisasi juga bergulir sangat cepat, utamanya dalam bidang teknologi dan informasi. Hal itu diakui telah membawa dampak negatif terhadap generasi muda, yang antara lain ditandai dengan semakin rendahnya minat dan perhatian terhadap pelestarian seni dan budaya asli milik Indonesia.
Pemerhati seni budaya asal Magelang Iftachul ”Amin” Ngumar mengatakan, globalisasi memang membawa pengaruh yang begitu kuat pada generasi muda. Pengaruh globalisasi bahkan telah membuat banyak generasi muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
”Arus budaya Barat yang masuk mendapat respons positif dari kalangan remaja, tanpa adanya filterisasi dan penyeimbang dari budaya lokal. Akibatnya, banyak remaja dan masyarakat lebih memilih mengikuti perkembangan arus kebudayaan modern ketimbang kebudayaan asli milik Indonesia,” ujar Amin.
Melihat kondisi dan fakta di atas, sekelompok pegiat seni yang tergabung dalam wadah Sanggar Tari Sekar Wangi, Kabupaten Magelang, merasa terpanggil dan terpantik untuk ikut ambil bagian, sekaligus berperan dalam melestarikan budaya melalui kegiatan pementasan tari.
Sanggar tari yang beranggotakan generasi muda pencinta seni dan budaya tersebut akan menggelar sendratari, sekaligus untuk memperingati ulang tahun ke-30 sanggar mereka pada Sabtu, 19 Maret 2022.
Mengutip keterangan Agus Hariyanto, Ketua Sanggar Tari Sekar Wangi, jenis tari-tarian yang akan dipentaskan dalam acara tersebut antara lain Tari Edan-Edanan, Tari Gambyong Pareanom PKJT, Tari Cantrik, Tari Manipuren, Tari Golek Manis, Tari Asmoro Asih, Tari Gambir Anom, Tari Eko Prawiro, Tari Gunungsari, Tari Srikandi Mustikaweni, Tari Minakjinggo Dayun, dan Tari Perang Kembang.
Kegiatan tersebut akan dilangsungkan di padepokan Sanggar Tari Sekar Wangi, yang berlokasi di Semali RT 02/RW 11, Pucungrejo, Muntilan, Kabupaten Magelang.