ShopeePay Talk, Kiprah Sukses Perempuan Hebat

Apresiasi peran perempuan di Indonesia, ShopeePay Talk bagikan kisah para perempuan hebat yang menginspirasi dari Citilink Indonesia, Eatlah, dan Womanpreneur Community

Dalam merayakan momen spesial Hari Perempuan Internasional dan menyambut Hari Kartini di bulan April mendatang, ShopeePay Talk kembali hadir dengan tema spesial yang membahas tentang “Kiprah Sukses Para Perempuan Hebat di Balik Bisnis dan Industri.”

Melalui episode ini, ShopeePay sebagai penyedia layanan pembayaran digital terunggul di Indonesia, membedah perjalanan empat pembicara inspiratif yakni Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari, Vice President Marketing & Distribution Channel Citilink Indonesia Amalia Yaksa Parijata, Co-Founder Eatlah Charina Prinandita, dan Founder Womanpreneur Community Irma Sustika dalam membangun karir, bisnis dan komunitas.

Keterangan Foto: (ki-ka) Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari, Vice President Marketing & Distribution Channel Citilink Indonesia Amalia Yaksa Parijata, dan (bawah) Co-Founder Eatlah Charina Prinandita dan Founder Womanpreneur Community Irma Sustika pada acara virtual ShopeePay Talk bertajuk Kiprah Sukses Para Perempuan Hebat di Balik Bisnis dan Industri

Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay mengatakan, “ShopeePay senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan teknologi yang dapat membantu bisnis untuk tumbuh lebih besar lagi. Selain itu, perkembangan pesat teknologi di era digital ini juga dapat dimaksimalkan untuk membantu mengembangkan potensi diri dalam berkarir atau berbisnis, khususnya untuk para perempuan tanah air.”

“Dengan peluang dan kemajuan teknologi yang ada, para perempuan juga dapat meningkatkan kesejahteraan dirinya serta berpartisipasi aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.”

Di Indonesia saat ini, masih ada kesenjangan akses digital yang cukup timpang antara laki-laki dan perempuan. Situasi tersebut ditunjukkan melalui hasil riset yang dilakukan Google di beberapa negara, termasuk Indonesia bertajuk ‘Toward Gender Equity Online’.

Kesenjangan gender dalam literasi digital tersebut juga berbanding lurus dengan kesenjangan gender dalam literasi keuangan. Survei OJK terkait ‘Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan’ mengungkapkan bahwa indeks literasi keuangan laki-laki (40%) lebih tinggi  jika dibandingkan dengan indeks literasi keuangan perempuan (36%).

Kesenjangan gender literasi digital dan keuangan tersebut seringkali menjadi salah satu faktor yang menghambat perempuan dalam memanfaatkan teknologi untuk mengejar kesuksesan dalam berkarir dan berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya membekali para perempuan dengan literasi digital dan keuangan guna mendorong partisipasi perempuan dalam perekonomian Indonesia. 

Amalia Yaksa Parijata, Vice President Marketing & Distribution Channel Citilink Indonesia mengatakan, “Saya percaya, perempuan bisa memilih untuk meraih dan mencapai mimpi mereka dimanapun mereka berada. Kehadiran saya di dalam tim, membuktikan kesempatan besar yang disediakan oleh Citilink Indonesia dalam mendukung perempuan untuk semakin maju dalam berkarir di Citilink Indonesia.”

“Dengan kesempatan tersebut, saya bersama dengan tim yang saya naungi percaya dapat terus menghadirkan strategi dan inovasi dalam menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna maskapai kami khususnya di masa pandemi ini dengan memanfaatkan teknologi.”

Charina Prinandita, Co-Founder Eatlah menambahkan, “Berbagai dukungan dari lingkungan sekitar mulai dari keluarga, teman, hingga mitra bisnis adalah poin penting yang dibutuhkan bagi perempuan untuk membangun sebuah bisnis.”

“Tidak hanya itu, pemanfaatan teknologi juga memungkinkan saya untuk membangun Eatlah dan mampu bersaing di era serba digital. Setiap proses yang saya jalani dalam membangun Eatlah tentunya menjadi pengalaman dan ilmu yang sangat berharga. Saya ingin para perempuan Indonesia tidak ragu untuk mencari dukungan eksternal guna mendorong mereka untuk berani memulai bisnis sendiri dan dapat mandiri secara finansial.”

Pada episode kali ini ShopeePay Talk juga mengundang perwakilan komunitas perempuan hebat yang berfokus dalam meningkatkan rasa percaya diri dalam berekspresi, berbisnis maupun berkarir.

“Tidak dapat dipungkiri, masih banyak perempuan Indonesia yang terbelenggu stigma sosial di lingkungan masyarakat yang lebih mendorong perempuan untuk berfokus mengurus rumah tangga. Namun, di era yang serba digital saat ini, perempuan Indonesia diberikan akses untuk berbisnis dan berkarya, bahkan dari rumah sekalipun. Komunitas Womenpreneur hadir untuk memberikan wadah dan bekal bagi para perempuan agar dapat mengembangkan diri dan yang terpenting, menumbuhkan kepercayaan diri untuk memulai,” tutup Irma Sustika, Founder Womanpreneur Community.

ShopeePay Talk akan terus dihadirkan setiap bulan dengan tema-tema yang menarik untuk berdiskusi dan berbagi informasi dari perspektif bisnis secara ringan, trendy, dan insightful. Nantikan ShopeePay Talk episode berikutnya dengan tema dan narasumber menarik lainnya.

Unduh aplikasi Shopee secara gratis melalui App Store atau Google Play dan segera aktifkan ShopeePay.

BINUS University Naik 20 Peringkat se-Asia dalam Pemeringkatan QS World University Rankings Asia

Jakarta, 6 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan...

Mengapa Startup Perlu Mendirikan PT di Awal Perjalanan Bisnis?

Di era ekonomi digital yang terus berkembang, semakin banyak startup muncul dengan ide-ide inovatif...

Fera Maishara dan Jeffry Samuhara : Dari Padang Panjang ke Jakarta, Perjalanan Mahasiswa ISI Menembus Dunia Digital Marketing

Fera Maishara dan Jeffry Samuhara , mahasiswa Institut Seni Indonesia Padang Panjang membagikan pengalaman...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here