Oleh Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Mengamati interaksi-interaksi dalam media sosial, kita seolah berada di sebuah laboratorium perilaku manusia. Sering kita melihat pembicaraan yang berlangsung intensif sekali antara pihak yang merasa diri mereka benar dan pandangannya mereka sendiri, sementara pihak lain dianggap tidak tahu apa-apa.
Sementara itu, biasanya justru individu-individu yang sebenarnya menguasai topik-topik yang sedang diperdebatkan bisa jadi malah memilih untuk diam ketimbang harus beradu suara dengan mereka yang merasa paling tahu ini. Pembicaraan seperti ini pun bisa semakin memanas memasuki tahun politik nanti ketika semua orang tiba-tiba menjadi ahli politik.
Fenomena ini disebut “efek Dunning-Kruger” sesuai dengan nama penemunya. Sebuah fenomena yang menggambarkan saat orang-orang yang kurang kompeten dalam suatu bidang cenderung merasa diri lebih pintar dari rata-rata orang kebanyakan. Gejala ini tergolong bias kognitif yang terjadi karena lemahnya self awareness dan rendahnya EQ dalam melihat kapasitas diri.
Banyak orang mengaitkan gejala ini dengan ungkapan āfools are blind to their own foolishnessā. Charles Darwin dalam bukunya The Descent of Man menuliskan, “ignorance more frequently begets confidence than does knowledge.”
David Dunning dan Justin Kruger mengemukakan fenomena ini pada tahun 1999 melalui serangkaian eksperimen yang mereka lakukan untuk mengungkap pola perilaku manusia terkait penilaian diri dan kompetensi.
Pandangan umum mengira bahwa orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kurang akan merasa tidak percaya diri pada kemampuan mereka ketika berhadapan dengan orang lain. Namun, dari eksperimen yang dilakukan oleh Dunning dan Krugger ini, mereka menemukan bahwa yang terjadi justru sebaliknya.
Individu yang mendapatkan skor rendah dalam beberapa tes yang dilakukan oleh Dunning Krugger ini ternyata menganggap performa mereka berada di atas rata-rata populasi yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa selain memiliki performa yang rendah, ternyata individu-individu ini juga gagal mengevaluasi kualitas dari pekerjaan mereka sendiri
Kesimpulannya, menurut Dunning Krugger, pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan individu untuk sukses dalam suatu hal adalah kualitas yang sama yang dibutuhkan oleh individu untuk dapat mengenali bahwa mereka tidak cukup kompeten dalam bidang tersebut.
Dampak pada tingkah laku dan kinerja organisasi
Fenomena ini sebenarnya bisa menyentuh siapa saja. Meskipun ahli dalam suatu bidang, mustahil kita ahli dalam segala bidang. Setiap orang pasti memiliki bidang yang kurang mereka kuasai, tidak peduli seberapa banyak pendidikan yang telah kita lalui.
Orang yang sangat ahli dalam suatu bidang mungkin saja malah salah kaprah, percaya bahwa pengetahuan mereka juga berlaku untuk bidang lain yang sebenarnya kurang familier bagi mereka.