Kurangnya nutrisi ini meningkatkan risiko penyakit degeneratif di kemudian hari seperti obesitas, hipertensi, sakit jantung, dan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Untuk memenuhi nutrisi anak, susu soya telah diakui sebagai alternatif terbaik, aman dan memiliki nutrisi yang dibutuhkan bagi anak-anak yang menderita alergi susu sapi.
Hal ini diakui Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes. Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak yang menjelaskan konsumsi formula soya yang diperkaya dapat mengurangi berbagai risiko dampak kesehatan bagi anak dan mencukupi keperluan nutrisi hariannya.
“Penggunaan formula berbasis isolat protein soya dapat menjadi pilihan pada anak alergi susu sapi dengan gejala ringan sedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula soya tidak memiliki efek negatif baik pada pertumbuhan, sistem endokrin, reproduktif, imunologi maupun neurologis. Formula soya juga dapat ditoleransi dengan baik pada sebagian besar anak, khususnya yang memiliki alergi susu sapi,” jelas Prof. Budi Setiabudiawan.
Tidak hanya dinyatakan aman untuk dikonsumsi, formula berbahan dasar isolat protein soya berperan dalam penurunan reaksi alergi. Terjadi penurunan angka prevalensi alergi reaksi silang antar alergi terhadap formula soya dan alergi susu sapi dari 10-14% menjadi 2,5%.
Prof Budi juga menjelaskan selain pentingnya pemenuhan nutrisi, konsultasi dengan spesialis anak juga perlu dilakukan agar mendapat rekomendasi paling tepat. Penggunaan formula sebagai alternatif susu sapi telah sesuai dengan Tata Laksana Alergi rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Tata Laksana tersebut menyatakan formula alternatif dapat diberikan apabila alergi susu sapi, dan ASI tidak dapat diberikan karena indikasi medis. Dalam kondisi anak memiliki alergi dengan gejala ringan-sedang, formula isolat protein soya direkomendasikan. Pada bayi yang mengonsumsi formula soya menunjukkan pertumbuhan yang setara dengan bayi yang mengonsumsi formula berbasis susu sapi.
Prinsip utama menghindari reaksi alergi susu sapi adalah melakukan penghindaran protein susu sapi dan produknya, tetapi tetap harus memberikan nutrisi yang seimbang dan sesuai untuk tumbuh kembang anak. Pada penanganan hal ini, pelayanan kesehatan promotif dan preventif harus menjadi prioritas, agar kesehatan anak yang hemat biaya dapat terlaksana dan kualitas hidup yang baik didapatkan.
Dalam mendukung pemenuhan nutrisi selain melalui formula soya, World Allergy Organization (WAO) merekomendasikan penggunaan suplementasi probiotik. Prof Budi menjelaskan Probiotik Bifidobacterium memiliki kandungan yang sama dengan air susu ibu (ASI), teruji klinis meningkatkan sistem imun pada anak alergi dan mencegah kondisi alergi.
Suplementasi probiotik menurut WAO guideline panel juga dapat diberikan pada bayi tidak beruntung mendapatkan ASI dan berisiko tinggi terhadap alergi.