Tahun Baru, Kebiasaan Baru

Inilah mengapa membentuk kebiasaan baik terasa butuh perjuangan. Ibarat orang yang kecanduan, kita harus melakukan detoksifikasi dulu dari kebiasaan buruk yang menimbulkan rasa nyaman (padahal merusak) di tubuh kita.

Namun, kalau kita melihat orang-orang yang sudah terbiasa hidup sehat, tubuhnya juga otomatis menolak makanan-makanan yang tidak sehat. Mereka yang sudah terbiasa menghindari gula dan lemak atau gluten berlebih akan merasa tidak enak badan ketika hadir di pesta dan mengonsumsi makanan-makanan tadi. Jadi, ketika kebiasaan baik sudah terbentuk, usaha untuk mempertahankannya tidak lagi sekeras ketika pembentukan kebiasaan baik itu.

Kebiasaan bisa membantu otak bekerja secara autopilot sehingga sisa waktu dan kapasitas otak bisa kita gunakan untuk memikirkan hal-hal baru yang kreatif. Kita pun terhindar dari decision fatigue untuk mengambil terlalu banyak keputusan, seperti ketika kita sudah memiliki rute favorit dari rumah ke kantor yang akan kita tempuh tanpa perlu berpikir.

Menahan yang buruk 

Hal terpenting dalam mengubah kebiasaan ini adalah penyadaran. Sadarkah kita bahwa kebiasaan buruk merongrong kehidupan kita?  Apakah kita benar-benar berniat mengubahnya?

Kita bisa melakukan substitusi atas jalan keluar yang biasanya kita lakukan ketika “trigger” itu muncul. Misalnya, ketika sedang merasa stres atau bosan dan mulai tergoda untuk mencari makanan, dengan kesadaran kita dapat mengubahnya dengan melakukan olahraga.

Kita tahu bahwa olahraga dapat melepas hormon endorfin yang dapat meningkatkan mood dan membuat tubuh serta pikiran menjadi lebih relaks. Hormon ini bahkan dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan energi positif.

Tentunya kita semua bersemangat untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan baru. Namun, mengapa sering gagal? Kebanyakan orang sering berambisi untuk membentuk kebiasaan baru yang terlalu muluk.

Kita bisa membuat tahapan pembentukan kebiasaan baru dari yang mudah sampai yang paling sulit. Mereka yang ingin membiasakan diri berolahraga 1 jam sehari, bisa memulainya dengan konsisten melakukan olahraga dulu setiap hari tanpa peduli berapa lama waktu yang digunakan.

Berikan hadiah pada diri sendiri ketika berhasil berdisiplin penuh selama kurun waktu tertentu. Setelah itu, kita dapat menambah frekuensi latihan sambil mencatat dampak-dampak positif yang berhasil kita dapatkan dari kebiasaan baru ini. Seperti turunnya berat badan, badan terasa lebih bugar dan jarang sakit hingga teman baru yang bertambah lewat aktivitas olahraga ini.

Dengan reward-reward yang kita berikan pada diri sendiri ditambah kesadaran akan dampak-dampak positifnya, niscaya perilaku ini dapat menjadi kebiasaan baru.

Budaya Pangan Nusantara Selaras Alam dan Kebutuhan Gizi

Dengan begitu banyaknya etnis di Indonesia, tidak mengherankan jika bangsa kita memiliki begitu banyak...

Bejo Jahe Merah Gunakan Detektor Canggih untuk Deteksi Jenis Masuk Angin 

Musim pancaroba dan hujan tahun ini dibuka dengan meriah oleh Bejo Jahe Merah sebagai solusi herbal...

Hisense Meningkatkan Layanan Purna Jual dan Membuka Exclusive Service Center di Jakarta Timur

Jakarta, 18 Desember 2024 – Hisense kembali membuka exclusive service center yang kali ini berada...

- A word from our sponsor -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here