Alasannya adalah sejak kecil ia menyaksikan ayahnya dipersalahkan terus oleh atasannya sehingga ia pun takut melakukan kesalahan. Ia tampaknya tidak memiliki mekanisme bagaimana memperkuat kepribadiannya, bagaimana bertumbuh dari penyelesaian kesulitan, ujian, dan belajar dari penanganan konflik.
Anak kecil yang bermain api dan kemudian tersundut akan belajar untuk menggunakan api dengan cara yang aman. Anak yang tidak berdaya melihat ayahnya melakukan KDRT ke ibunya, bisa tumbuh menjadi orang yang berjanji pada dirinya untuk tidak melakukan KDRT ke pasangannya, atau justru sebaliknya malah meniru ayahnya.
Itu semua tergantung bagaimana ia menumpuk pengalaman tersebut menjadi pembelajaran dirinya. Ada yang berdisiplin dan bersikukuh untuk menjadi pribadi yang kuat, ada pula yang membiarkan dirinya untuk tumbuh tanpa kontrol.
Tanggung jawab pribadi harus digarap
The way your life is, whether good or bad, is primarily your creation. Rezeki dan nasib orang bisa berbeda-beda. Apapun profesinya, individu memiliki pilihan untuk menjadi orang yang berkualitas prima atau tidak. Tukang sapu jalanan sekalipun bisa berkepribadian prima.
Jadi bagaimana cara individu dapat meningkatkan kualitas tanggung jawabnya?
Pertama, seorang dewasa harus bisa bertanggung jawab sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimilikinya.
Seorang disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain pun memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan dirinya, mengurus dirinya sendiri sejauh yang ia bisa dan mengembangkan dirinya dari hari ke hari.
Kedua adalah ownership yang ekstrem. Menyadari bahwa apapun yang kita miliki saat ini merupakan buah upaya dan pilihan kita sendiri.
Kita bisa tidak sukses, kita pun bisa memiliki pengalaman yang buruk atau baik. Namun, kita harus sadar bahwa sikap kita terhadap masa lalulah yang akan menentukan masa depan kita.
Sebagai individu, kita memiliki kecenderungan untuk meyakini bahwa beragam faktor di luar diri kitalah yang mengontrol hidup dan pengembangan diri kita. Kita sering lupa bahwa kita adalah pencipta pribadi kita di masa lalu, sekarang dan masa depan. Kitalah yang membentuk bobot tanggung jawab yang terkandung dalam tingkah laku kita lengkap beserta konsekuensi-konsekuensinya.