Home Featured Tasrih Ketakutan dari Joko Anwar

Tasrih Ketakutan dari Joko Anwar

0
Tasrih Ketakutan dari Joko Anwar

Kedua ABG yatim itu kemudian dikirimkan paman mereka ke sebuah pesantren yang lokasinya hanya punya dua akses jalur keluar-masuk, yakni dari gerbang utama dan dari sebuah terowongan tua angker yang konon dihuni iblis pencabut nyawa (fans serial Netflix Dark akan merasa familiar melihat mulut terowongan yang terlihat identik).

Sita menjadi santriwati skeptis-agnostik terhadap penjelasan ustazahnya (Jajang C. Noer) tentang alam kubur. Sedang Adil menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan pesantren yang membuatnya jadi pribadi pemurung dan peragu. Undecisive.

Atas inisiatif dan keberanian Sita, keduanya melarikan diri melalui terowongan tua meski harus mengalami peristiwa ganjil dan menyeramkan.

Adegan-adegan di lingkungan pesantren, hutan, dan terowongan, yang menghadirkan negative space (ruang kosong di sekeliling subjek), semakin menggiring penonton dalam tasrih ketakutan yang terus meninggi. Apalagi pada sekuens ini muncul ‘the unexpected‘ yang membuat penonton mulai mengalami singahak atau lonjak takut (jumpscare) di tempat duduk mereka.

Racikan negative space dan the unexpected ini membuat 4 elemen kunci film horor terpenuhi. Bahkan sebetulnya sudah 5 elemen karena dalam usaha melarikan diri itu, Jokan menghadirkan adegan terkelupasnya kuku jari tangan Sita yang membuat darah berleleran.

The grotesque yang membuat penonton bergidik ngeri. Dalam istilah yang lebih populer saat ini disebut gore (“darah yang membeku”).

Lepas dari jebakan terowongan angker, layar memutih. Setting waktu melaju beberapa belas tahun kemudian ketika Sita sudah menjadi perawat sebuah panti jompo (Sita dewasa diperankan Faradina Mufti) dan Adil (Reza Rahadian) menjadi petugas pemulasaran jenazah.

Para pemain “Siksa Kubur”

Dua profesi yang membuat Jokan sebagai sutradara semakin leluasa menyodorkan peristiwa-peristiwa janggal yang membuat ciut nyali penonton (the uncanny) seperti perempuan berambut perak meriap-riap di panti jompo, kultus pemanggilan arwah, atau teror gaib terus menerus (the unstoppable) yang dialami Adil di kamar jenazah melalui mayat-(mayat) yang dia pulasarakan.

Maka lengkaplah 7 elemen kunci film horor (dread, subliminal, negative space, the unexpected, the grotesque, the uncanny, dan the unstoppable) tersedia dalam Siksa Kubur. Racikan maut yang terus menggiring penonton sampai pada ambang rasa takut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here