“The size of your success is determined by the size of your belief.” -David J Schwartz
Oleh Eileen Rachman & Emilia Jakob
Percaya tidak percaya, pada zaman ini, kita masih sering menemui orang berjiwa kerdil yang tidak bisa terbuka terhadap pendapat orang lain. Mereka terus berkutat dengan pikiran-pikiran seputar dirinya sendiri dan menjadikan pengalaman dan pengetahuannya sebagai standar benar-salah.
Mereka sulit membuka pikiran, menerima kritik sebagai masukan, apalagi berkeinginan untuk menjadi lebih besar dan lebih hebat lagi.
Teknologi sudah membuat kemungkinan manusia untuk berkembang menjadi tidak terbatas. Hal ini seharusnya juga mendorong kita mempertanyakan tentang potensi kita sebagai manusia.
Banyak di antara kita yang merasa berjarak dengan teknologi, tidak sanggup mengikuti perkembangan teknologi yang demikian pesatnya.
Di sinilah kita sebetulnya perlu menyadari bahwa pemikiran kita tidak memiliki batas. Bagaimana kita melihat diri sendiri, lingkungan, bahkan prospek bisnis, tergantung pada persepsi kita sendiri.
Namun, pada era disrupsi ini, kita harus bisa memvisualisasikan masa depan lepas dari persepsi tentang keterbatasan kita. Kita harus berpikir 100 persen positif dan optimistis dengan membuang semua prasangka dan kegalauan. Kita perlu meyakini mental power kita yang mampu menghasilkan beribu kemungkinan.
Kemampuan untuk think BIG adalah modal bagi kita untuk membuka banyak kemungkinan. The sky is the limit.
Thinking BIG bukanlah berangan-angan membayangkan masa depan yang indah semata, melainkan lebih diarahkan untuk membebaskan diri kita dari segala penjara pikiran yang sebelumnya melingkupi diri kita. Berpikir cara ini memungkinkah kita untuk mengontrol hidup kita secara aktif.