Demikian pula, acara peluncuran kolaboratif Nona Rara Batik dengan Tuku menumbuhkan komunitas dengan memadukan seni dan kerajinan lokal dengan suasana kumpul-kumpul sosial, memperkuat loyalitas konsumen, dan mendorong pembelian melalui koneksi brand secara lebih personalized.
Acara-acara ini menyoroti dampak nyata dari interaksi offline, yang menekankan pentingnya pemasaran berdasarkan pengalaman dalam mendorong minat konsumen dan perilaku pembelian.
Kepercayaan menjadi faktor kunci dalam membangun loyalitas pelanggan, dan toko fisik memberikan pengalaman yang tidak dapat dihadirkan oleh e-commerce.
Toko fisik memberikan kebebasan bagi pelanggan untuk melihat, merasakan, dan bahkan mencoba produk secara langsung. Ini memberi brand kesempatan untuk mendapatkan feedback langsung dari konsumen dan memahami preferensi mereka dengan lebih baik.
Hypefast mengungkapkan bahwa pertumbuhan dari kehadiran toko fisik tidaklah instan. Berbeda dengan saluran online yang sering kali menghasilkan hasil instan, dampak kehadiran toko fisik cenderung bersifat bertahap namun substansial.
Sebagai investasi, toko fisik memerlukan pengembangan yang berkelanjutan. Pelaku usaha mungkin memerlukan modal besar untuk membuka toko fisik, namun kunci utamanya adalah membangun traksi secara bertahap. Dengan strategi yang tepat, brand akan lebih mudah memperluas jaringan tokonya di masa depan.
Melihat prospek ke depan, toko fisik tetap menjadi bagian penting dari strategi pertumbuhan jangka panjang brand-brand lokal.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam ekspansi toko fisik, terutama di daerah yang penetrasi online-nya masih rendah. Dengan meningkatnya biaya di platform e-commerce, toko fisik semakin memainkan peran yang penting dalam strategi hybrid brand,” tutup Fadjriansyah.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES