Untuk memastikan manfaatnya bagi masyarakat, setiap pendapatan akan dibagi di antara anggota masyarakat untuk memastikan bahwa semua orang mendapat manfaat dari tenun tersebut. Saat ini, tenun yang diproduksi Mala dan komunitasnya berharga Rp 3.000.000 dan bisa mencapai 10.000.000 (300 hingga 700 USD).
“Kami berharap upaya dan hasil tenun kami dapat bermanfaat untuk komunitas, baik kami sendiri maupun komunitas lainnya di Indonesia atau di negara lain. Semoga produk budaya yang dihasilkan, terutama batik dan tenun, serta masyarakat yang membuatnya dapat dianggap perlu untuk dijaga keberlanjutannya,” kata Margaretha Mala.
Kisah bagaimana Mala dan masyarakatnya dapat memanfaatkan budaya dan memasukkannya ke dalam upaya konservasi merupakan pembelajaran bagi komunitas lain, terutama komunitas yang dipimpin oleh perempuan yang aktif #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku.
Mengingat laju dan dampak deforestasi di seluruh kawasan, penting bagi semua orang untuk terlibat dalam upaya konservasi yang juga mendukung masyarakat yang paling terkena dampaknya. Terutama ketika mereka memberikan kesempatan untuk mempelajari dan mengadopsi suatu warisan budaya.
Tentang Endo Segadok
Endo Segadok adalah komunitas tenun beranggotakan 58 orang perempuan yang berlokasi di Dusun Sadap, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Komunitas ini fokus pada teknik tenun tradisional Iban, yang meliputi penggunaan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan lokal.
Kelompok ini membantu melestarikan kekayaan warisan budaya masyarakat Iban, memastikan bahwa keterampilan menenun tradisional diturunkan dari generasi ke generasi. Ada pula Sadap Lestari, komunitas yang fokus mendidik generasi muda untuk terus menenun.